Q&A: MEMBINA “LINK” KITA KEPADA ILAHI

10/10/17, 4:32:49 PM: Rio: Ustadz. Penjelasan ustadz bahwa ujian membawa kita selalu NST…… dimana jika selalu NSTΒ itu berarti sentiasa pula dzikrullah; ini menjawab kebingungan saya tentang dzikrullah tanpa menyebut apa-apa.

Dulu saya setiap kali dzikrullah selalu ada rasa hati ingin berdoa. Semakin saya tahan agar tak berdoa, semakin rasa hati ingin berdoa atas masalah yang dihadapi.

Saya menjadi bingung. Bagaimana agar sentiasa langgeng atau berketerusan bisa dzikir tanpa bunyi? Sedangkan ada hasrat hati untuk meminta dan berdoa sentiasa?

Seperti ada tangga yang saya lompati. Karena ingin langsung masuk kepada. ROC

Ternyata. NSTadalah suatu hal yang mustahak sebagai tangga awalan? Tak apa dalam hati ada terbersit kata-kata, asalkan itu dalam rangka NST.

Baru setelah NSTdan redha, lanjutkan ingat saja tanpa minta dan sebut apa2. Begitukah ustadz?

10/10/17, 7:34:38 PM: Ustadz Hussien Abd Latiff:

1. Kita disuruh ingat Allah swt (Dzikrullah) dalam shalat, lepas Shalat, dalam hidup keseharian dan juga apabila kita berdoa.

2. Kenapa kita suruh Dzikrullah dalam pelbagai ibadah di atas ini Kerana inilah “Link” atau Sambungan kita kepada Allah swt. Sesuai dengan firmanNya,”Kau ingat Aku, Aku ingat kau.”

3. Maka apabila kita mahu bershalat atau berdoa, kita buka “Link” atau sambungan ini (Dzikrullah) dan sesudah itu barulah kita mulaikan pembacaan atau berdoa sambil menjaga “Link” atau Sambungan ini tidak terputus.

4. Begitu juga, apabila kita bangun tidur terus kita buka “Link” sesudah itu kita mandi, memakai pakaian, sarapan lalu menaiki kenderaan awam atau persendirian ke pejabat dan menjalankan tugas kita di pejabat. Pada masa yang sama kita meneguh sapa anak-isteri kita, rakan-rakan kita di luar atau di dalam pejabat sambil menjaga Link kita kpd Ilahi ini (Dzikrullah) tidak putus.

5. Apabila kita Mahu tidur, kita buka Link ini dan mengawalnya hingga tertidur. Justeru kita tidak akan mengalami mimpi ataupun mengigau (nightmare) atau mengalami ditekan oleh syaitan.

6. Pada permulaan pertalian
Link ini kerap putus tapi kalau kita gigih berlatih, alah bisa tegal biasa, Link ini akan menjadi stabil seperti Rasulullah saw bersabda mata ku tidur hati ku tidak. Juga Nabi Isa ada berkata hanya orang yg sudah bermakrifat bisa mengawal Link ini supaya tidak putus seperti orang yang bekerja memukul batu sambil bekerja bisa bersimbang-simbang dengan rakan kerjanya.

Semoga Rio dapat pencerahan dengan itu dapat shalat, berdoa dan dalam hidup keharian berdialog dengan Allah swt menerusi Link atau Dzikrullah ini, aamin ya Rabb aamin!

10/10/17, 7:38:16 PM: Rio: Aamiin terimakasih banyak ustadz atas pencerahannya mengenai menjaga linkπŸ™πŸΌ. Alhamdulillah

10/10/17, 7:40:41 PM: Ahmad Saifudin: Alhamdulillah, terimakasih ustad.

10/10/17, 7:40:53 PM: Efendy Yasin: Aamiin Aamiin Yarobbal Alamiin πŸ™πŸ™πŸ™

10/10/17, 7:40:58 PM: Ifrikiya Gibran: alhamdulillah terimakasih banyak Ustadz..πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™Β  Bang Rio, terimakasih banyak sharingnya..πŸ™πŸ™

10/10/17, 7:41:55 PM: Ustadz Hussien Abd Latiff: Maka sudah tentu Rio, Link ini Ngak bisa bersuara atau berbunyi kerana suara dan bunyi memutuskan Link ini.

10/10/17, 7:49:46 PM: Ustadz Hussien Abd Latiff: Contohnya, 2 orang sedang ngomong di talian talipon. kedua orang itu bisa bersuara tetapi wire atau talian talipon itu Ngak boleh bersuara dan mesti Senyap. Begitu juga kita bisa berkata-kata kepada Allah swt menerusi Link itu tetapi Link itu Ngak boleh berkata-kata. Link itulah Dzikrullah iaitu ingatan kpd Allah swt yg tidak berbunyi.

10/10/17, 7:49:46 PM: Mbak Sri Puji Astuti: Alhamdulillah. ..terimakasih Ustadz..πŸ™

10/10/17, 7:51:45 PM: Ibrahim Hashim: Alhamdulillah terima kasih Ustaz yang dikasihi atas pencerahan yang semakin jelas dan faham akan maksud “Link” atau Dzikrullah yang penuh syahdu dan perlu gigih berlatih dan beristiqamah hingga stabil, InSyaAllah.
Aamin Ya Rabb Aamiin.
πŸ™πŸ™πŸ™β€β€β€

10/10/17, 7:52:51 PM: Rio: Oooh…… “link” itu ialah ingatan.

Ingatan itu “senyap”.

Kita dapat berkata-kata atau berdoa pada Allah, tetapi link-nya itu sendiri adalah ingatan yang “senyap”.

Terimakasih ustadz. Semakin jelas sekarang. Membina link kepada Ilahi

[7:57 PM, 10/10/2017] Azri Acong: Syukur Alhamdulillah , Terima kasih buat Ustaz Yg disayangi.

[7:57 PM, 10/10/2017] Suharjono: Alhamdulillah, terima kasih AyahπŸ™πŸ™

[8:00 PM, 10/10/2017] Ustadz Hussien Abd Latiff: Alhamdulillah Rio, saya diilhamkan untuk memakai contoh “Link” untuk kamu kerana menerusi contoh ini kamu akan lebih bisa mengerti. Alhamdulillah, ternyata. Berbahagia kamu Rio dan selamat mencoba dan berusaha membina Link yg senyap itu.

[8:02 PM, 10/10/2017] Rio: Alhamdulillahirabbilalamiin. Terimakasih banyak ustadz. πŸ™πŸΌ

[8:02 PM, 10/10/2017] Mansyursyah: Bagaimana kalau kita lagi sholat ustadz kita kan bersuara , apa linknya tak putus

[8:08 PM, 10/10/2017] Ustadz Hussien Abd Latiff: Apabila kamu berkata-kata di talian talipon dengan ibu Eva, adakah wire talipon itu tersendiri (ownself) pun berkata-kata?Β atau terputus?

[8:10 PM, 10/10/2017] Ifrikiya Gibran: terimakasih Ustadz.. kian paham insyaAllahπŸ™πŸ™

[8:10 PM, 10/10/2017] Mansyursyah: Iya ustadz paham ustadz , terima kasih ustadz

[8:03 PM, 10/10/2017] Sahry Ramadhan: Terima kasih penjelasannya ustad, sangat mirip di dunia telekomunikasi seluler…..Buka Link kepada Allah ..Start Initiate Connection —> Connection Established–> Connected–>…baru create tunnel Virtual Private Network (VPN) yang hanya kita (origin) dan Allah SWT (Destination) dua arah yang bisa berkomunikasi dijalur private tersebut tersebut. Bisa kirim file (mengirimkan doa), bisa terima file (menerima petunjuk dan Ilham), dan berbagai aplikasi komunkasi dua arah …yang hanya antara hamba dan Allah SWT…..Subhanallah.

[8:10 PM, 10/10/2017] Ustadz Hussien Abd Latiff: Baik sungguh contoh kamu Sahry.

[8:12 PM, 10/10/2017] Ifrikiya Gibran: terimkasih Bang Sahry.. lbh mengerucut dgn pemahaman VPN nya..πŸ™πŸ™πŸ™

[8:15 PM, 10/10/2017] Sahry Ramadhan: Terima kasih ustad.

[8:17 PM, 10/10/2017] Efendy Yasin: Alhamdulillah terimakasih ayah, dengan contoh link ini saya jadi lebih paham πŸ˜πŸ™πŸ’

[8:18 PM, 10/10/2017] Ibu Elsy: Allahu Akbar… penerangan yang makin jelas ustadz… paham ustadz…
Doa kan kami langsung mengamalkan nya ustadz… moga istiqamah…
Jazaakallah khairan katsiran… πŸŒΉπŸ˜πŸ’

[8:18 PM, 10/10/2017] Ibrahim Hashim: Alhamdulillah dan terima kasih Ustaz..Ini Super Duper Link!
Back to basic hubungan yang tidak pernah terputus pada hakikatnya dengan Maha Pencipta dan Maha Agung. Hanya perlu istiqamah dan kenali frequency yang jitu dan indah.
Subhanallah. β€πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™β€

[8:21 PM, 10/10/2017] Ibrahim Hashim: Sesungguhnya DzatMu yang Maha Indah dan Maha Halus lagi Maha Meliputi segala sesuatu!πŸ™πŸ˜­πŸ˜­πŸ˜­πŸ˜­πŸ˜­πŸ˜­πŸ™

[8:24 PM, 10/10/2017] Ustadz Hussien Abd Latiff: Benar prof. Rupanya si Dalang di sebalik wayang kulit yang sedang bergelora.

[8:24 PM, 10/10/2017] Ibrahim Hashim: πŸ™πŸ™πŸ˜­πŸ˜­πŸ˜­πŸ˜­πŸ˜­πŸ™πŸ™
BENAR BENAR BENAR!
Subhanallahi
Walhamdulillahi
Wala ilaha illallahu
AllahuAkhbar!
Terima kasih Ustaz yang dikasihi…amat bergelora!

[8:39 PM, 10/10/2017] Ustadz Hussien Abd Latiff: Sahry atau Yasdur, ustaz Mahu bertanya Link ini adakah bertaraf-taraf kelajuannya?

[8:40 PM, 10/10/2017] Efendy Yasin: iya benar Ustadz

[8:40 PM, 10/10/2017] Ustadz Hussien Abd Latiff: boleh beri penerangan

[8:41 PM, 10/10/2017] Efendy Yasin: klau di telekomunikasi dari 2G, 2.5G, 3G, 3.5G dan sekarang 4G

[8:43 PM, 10/10/2017] Ibrahim Hashim: ini pasti “INFINITY G”

[8:44 PM, 10/10/2017] Efendy Yasin: dari speed terendah 2.G kecepatanya 114Kbps yang tercepat 4G LTE kecepatannya 100Mbps

[8:45 PM, 10/10/2017] Ustadz Hussien Abd Latiff: Begitu juga Link kepada Allah swt ada sejengkal, ada sehasta, ada sedepa dan ada yang lebih cepat dari itu.


Catatan:Β Artikel tanya jawab ini diperuntukkan bagi yang sudah memahami kajian Makrifatullah. Apabila ada diantara pembaca yang belum memahami, harap terlebih dahulu membacaΒ SILABUS KAJIANΒ dan mengikuti dengan runut pembahasan satu per satu sejak awal.

YAMAS

Yayasan Makrifatullah Sedunia (YAMAS) - Indonesia

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *