DZIKRULLAH

sang guruArtikel berikut ini merupakan terjemah bebas dari artikel Ust. Hj. Hussien Bin Abdul Latiff, yang berjudul Dzikrullah

MENGINGAT ALLAH…

Saat mengingat Allah, tidak boleh ada bentuk / bayangan apapun, tulisan, suara, cahaya, warna, dan apapun juga di dalam fikiranmu. Semua itu bukanlah Allah, melainkan ciptaan.

Mengingat Allah adalah seperti mengingat namamu atau nama seseorang. Kamu tidak membayangkan namamu, tidak juga kamu mengeja namamu di dalam fikiranmu ketika seseorang memanggil namamu, melainkan kamu langsung meresponnya.

Maka dari itu, saat mengingat Allah, kamu tidak boleh memvisualisasikan/ membayangkan Allah, tidak juga mengeja nama-Nya. Cukup ingat Allah seperti kamu mengingat dirimu sendiri saat ada orang lain memanggil kamu. Atau seperti kamu ingat kepada orang tua kamu. Misalnya ingat kepada ibumu, atau bapakmu.

Allah telah berfirman bahwa tiada apapun serupa dengan Dia, tidak ada pengelihatan yang mampu mencapai-Nya. Simpelnya, Dia adalah Tuhan yang tidak tercapai oleh penglihatan matamu.

Untuk mengingat Allah dalam pikiranmu (minda), kamu harus membersihkan dulu pikiranmu itu dari segala kotoran.
Kekotoran atau pikiran yang kotor akan menghambat peningkatan spiritualmu. Seperti yang Nabi telah katakan, di dalam tubuh anak Adam terdapat segumpal daging, bila segumpal daging itu baik; maka baik pulalah pemiliknya, dan hal tersebut adalah HATI (hati yang halus/ minda / akal). Bukan hati LEVER atau JANTUNG.

Untuk membersihkan semua kotoran di dalam pikiranmu, lakukan hal berikut:

1. Tutup kedua mata fisikmu dan (dengan mata fisik yang masih tertutup) fokuskan kedua matamu secara internal menuju yang ada di dalam fikiranmu. HITAM bola matamu di naikkan sedikit keatas. Setelah itu, coba tarik kelopak matamu, kamu akan mendapati bahwa kelopak matamu seperti tertutup kuat / terkunci. Ini menandakan bahwa matamu sekarang sudah fokus secara internal. Matamu yang fokus secara internal itu (fokus meski dalam keadaan tertutup itu) disebut juga mata hati / mata mental / mata batin.

2. Sekarang, dengan menggunakan fikiranmu, baca ayat-ayat Al Quran berikut: Al Ikhlas 3x, Al Falaq 1x, An Nas 1x, Al fatihah 1x. Semua bacaan itu dilakukan di dalam fikiranmu atau secara mental, bukan kamu ucapkan dengan lidah atau mulutmu. Jika setelah membaca ayat2 tersebut, mata mental atau mata hatimu masih melihat bahwa fikiranmu masih belum bersih dan belum kosong, maka ulangi lagi membaca ayat-ayat diatas di dalam fikiranmu sampai mata hati atau mata mentalmu melihat bahwa di dalam fikiranmu sudah kosong atau bersih.

3. Setelah fikiranmu bersih atau kosong, letakkan ingatan kepada Allah di dalam pikiranmu itu, atau ingatlah Allah segera di dalam fikiranmu, dan FOKUSKAN atau TUMPUKAN mata hatimu kepada INGATAN kepada ALLAH itu.

4. Tetaplah fokus selama kamu mampu. Jika kamu bisa terus menerus mempraktekkan ini, maka suatu saat ingatanmu kepada Allah akan terpatri / terkonci / berurat akar di dalam fikiranmu.

5. Begitu mata hatimu bisa fokus pada ingatan kepada Allah di dalam fikiranmu, bukalah pelan-pelan mata fisikmu, pada saat yang sama pertahankan mata mental atau mata hatimu fokus pada ingatan kepada Allah dalam fikiranmu tadi. Sekarang mata mentalmu tidak akan terganggu dengan apapun juga yang kamu lihat dengan mata fisikmu. Latihlah seperti ini secara ISTIQAMAH hingga kamu berhasil atau mahir.

Begitu kamu bisa mempertahankannya, mata mental atau mata hatimu akan fokus pada ingatan kepada Allah di dalam fikiranmu, meskipun saat itu mata fisikmu sedang terbuka. Sebagai latihan alternatif, kamu juga bisa memraktekkannya dalam keadaan mata fisikmu tertutup. Lakukalah masing-masingnya sekitar sepuluh menit.

Jika kamu melakukan praktek ini terus menerus, pada akhirnya mata mental / mata hatimu akan dapat fokus pada ingatan kepada Allah baik dengan mata fisik terbuka ataupun dengan mata fisik tertutup, setiap saat.

Mempertahankan ingatan kepada Allah di dalam fikiranmu, seperti kamu menyalakan lilin. Pastikan lilin itu menyala setiap saat, pastikan mata hatimu bisa tertumpu pada ingatanmu kepada Allah di dalam pikiranmu setiap saat, karena begitu padam, maka setan akan bermain di dalam fikiranmu.

Sekarang, dengan mata mental/ mata hatimu akan bisa pula menyaksikan “Dzat yang sedikit” meliputi segalanya, dan pada saat yang sama kamu juga akan mampu untuk fokus secara mental (dengan mata hati) pada ingatan kepada Allah di dalam fikiranmu / mindamu.

Inilah keadaan “IHSAN”, yang Nabi Muhammad SAW telah sabdakan:

Beribadahlah seperti melihat Allah, jika tidak mampu yakinkan bahwa Allah melihat kamu.

(Ustadz Hussien B. A Latiff)

 

***

DZIKRULLAH

When remembering Allah, there should not be any form, shape, writing, sound, light, colour and others in our mind. All these are not Allah but rather they are creations. Remembering Allah is like remembering one’s name. You do not visualise yourself nor spell your name in your mind whenever someone calls you. Instead, you will respond to the call immediately. Hence when remembering Allah, you must not visualise Him nor spell His name. Just remember Him as you remember yourself (when someone called you). Allah had commanded that there is nothing whatsoever like Him and that no vision can grasp Him.75 In short, He is the Unseen God.76

In order to have the remembrance of Allah all the times in our mind, we must first clear our mind of all impurities. A corrupted mind hindered the spiritual enhancement of the mind. As the Holy Prophet had said that in the body of the children of Adam there is this organ and if this organ is well so too will be the owner and this is organ is the heart (mind). To clear the mind of all impurities, do the following:

1.    Closed both eyes and (with your eyes closed) focus both eyes internally in the direction of the mind. Having done that, try to pull the eyelids apart. You will find that the eyelids are stuck. This shows that your eyes are now internally focused. Your eyes which are internally focused are sometime refers to as the mental eyes.

2.    Now using your mind read the whole of verses (in the Quran) of Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas and Al Fatihah once mentally. If after reading these verses your mental eyes denote that your mind still is not clear and empty then repeat the reading of these verses (mentally) until your mental eyes note that your mind is now clear or empty.

3.    Once your mind is clear or empty, place the remembrance of Allah or remember Allah promptly in your mind and then focus your mental eyes to it.

4.    Remain focused as long as you can. If you continue practicing this, the remembrance of Allah is entrenched in your mind.

5.    Once your mental eyes are focused at the remembrance of Allah in your mind, slowly open your eyes but at the same time maintain your mental eyes focusing at the remembrance of Allah in your mind. Your mental eyes should not be distracted in any way whatsoever with what your eyes are seeing. Practice this until you are able to do so.

Once you are able to maintain your mental eyes focusing at the remembrance of Allah in your mind with your eyes open, you should then practice alternating it with your eyes closed. Alternate it for about 10 minutes each. If you continue this practice, ultimately your mental eyes are capable of focusing at the remembrance Allah with your eyes close or open all the time. Maintaining the remembrance of Allah in your mind is just like a lighted candle. Make sure it is alight all the time because everytime it is extinguished Satans will romp your mind.

Now with your mental eyes you are able to see externally “The Little Essence” encompassing all and the same time you are also able to focus mentally at the remembrance of Allah in your mind. This is the station of “Ihsan” which Prophet Muhammad (pbuh) had said:

Pray as if you see Allah otherwise know that He is seeing you

20 Responses

  1. charma says:

    apakah mengingat Alloh (hakikat diri kita sendiri) sama dengan menyebut Alloh
    bagaimana dengan ‘hati’ dan penyakit hati ?
    Bagaimana juga dengan Nur Ilahi ?
    Mohon petunjuk ustaz

  2. candra luhur says:

    saya candra luhur pambudi, saya pernah dapat sinar dari langit dan saya ikuti sinar itu menuju langit dan berjumpa makhluk bersayap, apakah yang saya alami ini benar

    • YAMAS says:

      nanti kami tanyakan kepada Ustadz, insyaAllah

      • candra luhur says:

        iya pak, saya pernah waktu Dzikrullah dan ketika saya berdiri diatas langit saya ketemu pak Ust. Hj. Hussien menemui saya, apakah itu benar?

        saya candra luhur pambudi asal semarang, saya tau pak Ust. Hj. Hussien dari temen saya yg ikut seminar… saya pengen ikut seminar tapi masih terkendala dana

        • YAMAS says:

          Pak Candra Luhur, mohon maaf. Beliau tidak berkenan komentar masalah ini. Dan juga Ustadz Hussien tidak merasa pernah bertemu dengan Bapak. Mohon maaf sebelumnya.

  3. Abd. Zulkhairi Abd. Hamid says:

    Ketika saat saya fokus dalam solat, saya sering mendengar bunyi seperti radio yang berfrekuensi tinggi atau seperti bunyi hehing di malam gelap gelita. Kadangkala menenggelamkan bunyi di sekeliling saya. Bunyi itu seakan-akan di minda saya. Perkara ini berlanjutan sehingga saya habis solat.

    Saya juga pernah mengalami seperti ada sesuatu yang timbul di dahi saya. Apabila saya menyentuh kulit dahi saya, ianya lembut.

    Apakah ini biasa atau bagaimana. Mohon petunjuk ustaz.

    • YAMAS says:

      Ustadz Hussien Abd Latiff : Bunyi itu adalah permulaan membina Base Camp. Ia berbunyi kerana belum mantap lagi dzikrullahnya.
      Lembut di dahi itu adalah tempat mata ke3 yg belum terbuka tetapi dirasai.

  4. Angel says:

    Bapak Yamas.
    Berapa yuran seminarnya?
    Saya setuju jika Pak ustaz tidak bertemu orang yang merasa bertemu di langit kerana Pak ustaz bukan orang ghaib.
    Kita bole mimpi jumpa Pak ustaz atau sesiapa tapi tidak semestinya orang itu mimpi sama dengan kita.
    Ditakuti syaitan menyamar.
    Hati-hati.
    Saya akan dengar YouTube nanti.
    Salam buat ibu Elsy pensionan doktor.

    • YAMAS says:

      Iuran seminar, besarannya tergantung biaya tempat dan biaya makan siang. Setiap seminar nanti ada pilihan biayanya. Juga tergantung apakah mau menginap di penginapan atau tidak. InsyaAllah akan diumumkan jika ada seminar terbaru.

  5. Jaka says:

    Assalamualaikum wr wb
    Alhamdulillah saya sangat bersyukur bisa mengikuti seminar dari Ustadz Husein. Setelah mempraktekkan dzikir ini, kening dan kepala saya terasa tebal bahkan penuh dan ada daya yg berdenyut denyut di kening dan kepala saya. Apakah mungkin saya ada kekeliruan karena kadang sangat sulit utk fokus dan pikiran sering ngelantur ketika dzikir. Mohon petunjuknya. Terima kasih

    • YAMAS says:

      Ustadz Hussien Abdul Latiff : [Ini petanda Hati belum “terjaga” . Untuk ini Hati ngak bisa turun ke Dada tetapi sentiasa berada di kepala serta dzikrullah sesuai dengan firmanNya bahawa selepas shalat hendaklah kita duduk, baring dan berdiri mengingati Allah swt (dzikrullah).

      Ini juga dipanggil ROC. Pada permulaan kita akan merasa macam-macam di kepala sesudah itu Hati kita menjadi tenteram dan aman semasa ROC.

  6. Ayu ramadhan says:

    Asalamualaikum wr wb
    Apa yg harus saya lakukan pak ustadz bagi pemula seperti saya ini? Ketika mereka bercerita atau memberi saran kepada saya tapi mereka berbeda pandangannya dengan kajian pak ustadz.
    Tapi saya hanya diam pak ustadz
    Saat mau menjawab tapi rasa ada yg menahan untuk tidak berkata kepada orang tersebut.
    Terimakasih

    • YAMAS says:

      kata Ustadz, tak ada kerja jangan cari kerja. Maknanya kurang lebih agar kita jangan terlalu banyak cerita mengenai hal-hal yang pelik seperti kajian ini, kepada khalayak yang belum paham atau memang berbeda cara pandang. Karena dikhawatirkan salah paham. Yang lebih baik, adalah mengajak mereka ikut syarahan atau seminar. Pada akhirnya, semua orang akan berjalan mengikut apa yang telah tertulis bagi mereka. tak usah kecil hati.

      -admin-

  7. suparti says:

    aku mohon izin dari Arif Billah Ust. Hj. Hussien Bin Abdul Latiff. maklum aku dari pelosok kampung yg sangat terpencil.

  1. January 29, 2016

    […] apa-apa lagi. Semua tiada, hanya Allah saja sebagai pelindung. Silahkan bila ingin belajar caranya disini […]

  2. June 16, 2016

    […] sepanjang waktu. Tidak ada lagi selain Tuhan di dalam ingatan mereka. Apakah ini merupakan ibadah Dzikrullah […]

  3. June 26, 2016

    […] apa-apa lagi. Semua tiada, hanya Allah saja sebagai pelindung. Silahkan bila ingin belajar caranya disini […]

  4. August 22, 2016

    […] dari dimensi jebakan tersebut kembali ke saat ini. Bagi sahabat muslim, Dzkirullah bisa […]

  5. August 22, 2016

    […] Maka, kalau ingin mencapai peringkat lebih tinggi lagi, sibuklah dengan Dzikrullah. […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *