Q&A: NAIK TERUS DUDUK (2)
[3/2, 4:08 PM] Rio : Ustadz…izin bertanya.
Apakah kondisi spiritual dimana seseorang “mengenali” minda-nya, menjadi hal yang utama juga dalam ilmu ini?
Saya teringat dalam satu syarahan, ustadz ada pernah cakap kalau budhist latihan menceraikan minda dengan jasad adalah seperti ini: dengan mata minda, orang budhist tengok kaki, tengok lutut, tengok tangan, mata minda dibuat berjalan-jalan sampai tercerai minda dan jasad.
Kalau ustadz, mengajarkan dengan cara begini: mata pejam, lalu mata minda tengok depan, tengok kanan, tengok belakang, kiri, dipusingkan, sampai merasakan tercerai minda dan jasad.
adakah kemampuan itu menjadi hal yang utama juga ustadz? maksudnya apakah mengenali mindanya sendiri juga akan membantu seseorang dalam dzikrullahnya?
Atau seseorang bisa saja dzikrullah dengan baik, meski tak bercerai minda dan jasadnya?
[3/2, 4:15 PM] Ustadz Hussien Abd Latiff: Naik Terus Duduk (NTD) dan (seperti Shaik Abdul Qadir al Jalani berkata) tunggu ditempat itu sehingga Allah swt menaikkan tarafmu. Maksudnya, jangan meminta sesuatu sehingga diberi oleh Allah swt. Insya-Allah kalau sudah ada di LM kita pasti dapat sama ada lambat ataupun lekas.
[3/2, 4:17 PM] Ustadz Hussien Abd Latiff: Kita NTD kerana Dzikrullah. Buddhist naik dengan kekosongan dan berhajat kpd sesuatu.
[3/2, 4:18 PM] Ustadz Hussien Abd Latiff: Latihan minda berpusing bukan untuk wisata roh/jiwa tetapi untuk membuktikan minda adalah organ tersendiri tidak melekat kpd otak.
[3/2, 4:19 PM] Ustadz Hussien Abd Latiff: Bebas dari otak.
[3/2, 4:30 PM] Rio : Baik ustadz terimakasih penjelasannya π
[3/2, 4:31 PM] Ibrahim Hashim: Betul otak itu fizikal brain/ organ sebesar penumbuk, tapi minda itu otak yg ada fungsi atau Ilham yg diberi melalui otak. Saperti mata itu fizikal dan penglihatan itu a unugerah normal kabur atau buta.
[3/2, 4:31 PM] Mahdi Kerinci: terima kasih Ustadz..
[3/2, 4:35 PM] Malik: Salam Ustaz…
NTD terus dilakukan tanpa ada selain dari mengingati Allah . Amin atas kefahaman yg diberikan kpd kami yg amat jelas…Ustaz.ππβ€
[3/2, 4:35 PM] Ibu Elsy: Fahimtu.. ustadz….
Catatan:
Artikel tanya jawab ini diperuntukkan bagi yang sudah memahami kajian Makrifatullah. Apabila ada diantara pembaca yang belum memahami, harap terlebih dahulu membaca SILABUS KAJIAN dan mengikuti dengan runut pembahasan satu per satu sejak awal.
Artikel terkait dengan bahasan ini:
KOMENTAR