Q&A: IMPACT (GEGARAN) YANG BERBEKAS (PARUT) (3)

Ahmad Jamil B.Ariffin : Assalamualaikum ustad..saya Ahcmad ingin bertanya..tanda2 orang2 Allah S.W.T..umpamanya nabi besar kita baginda Muhammad Rasullullah ada terdapat cop mohor di belakang badanya..itu memang sahlah baginda orang2 pilihan Allah S.W.T..bagaimana pula kita yg orang sudah makrifat yg dipilih oleh Allah menjadi orang2nya juga terdapat tanda2 dibadan atau seumpamanya..makasih ustad..pak admin dan sobat2 di yamas..

Ustadz Hussien Abd Latiff: Ahmad Jamil. Tanda orang-orang Allah [waliyullah] ialah parut [1] yg tinggal.di dalam hatinya sesudah mengalami gegaran [2]. Nama- nama mereka udah ditulis di sebuah kitab dan udah diberi kpd Rasulullah saw. Di Hari Kemudian, nama-nama mereka akan dibaca dan mereka akan duduk mengelilingi Rasulullah saw  di belakang nabi-nabi. 

Mujiburrahman: Parut ini yg sewaktu-waktu terluka dan membuat air mata berderai2 ketika mengingatiNYA ustadz ? 😥

Ustadz Hussien Abd Latiff: Parut yg tinggalkan oleh gegaran dan sesudah itu parut ini juga buat kita menangis atau bergoncang bila dia berdarah semula. 

Rio: Kesejukan yang terbit di ulu hati, sebab ujian yg berat memaksa kita bersandar penuh pada DIA. Di masa itu terbit kesejukan di ulu hati. Apakah itu parut juga ustadz?

Ustadz Hussien Abd Latiff: Parut adalah bekas dalam hati. Kesejukan naik  dari ulu hati, itu roh. 

Rio : Oooh terimakasih ustadz penjelasannya

Bang Agus : Apakah parut itu bisa disebut kesan yg sangat mendalam Ustadz?

Ustadz Hussien Abd Latiff: Benar, mas 

Bang Agus : Terima kasih Ustadz. Tanya Ustadz. Setelah kita belajar dari syarahan Ustadz tapi belum menghasilkan gegaran yg menimbulkan parut, apakah boleh didukung dengan ibadah yg kuat dan dzikrullah yg intensif? Sehingga boleh menimbulkan gegaran?

Ustadz Hussien Abd Latiff: Gegaran adalah hasil dari kesedaran yang jati yg menyentakkan kita kepada Allah swt.  Yang baik ulangkaji syarahan dengan teliti dan cuba rasakan akan Kewujudan atau Kebesaran Allah swt. 

Atau Dzikrullah sambil itu rasakan Kewujudan atau Kebesaran Allah swt 

Taufiqurrahman: Subhanallah

Malik: Subhanallah syukur atas ingatan ilmu…Amin

Bang Agus : Terima kasih Ustadz. Kaji ulang terus dan dzikrullah sambil merasakan Kewujudan atau Kebesaran Allah SWT. 🙏  Artinya yg bisa meningkatkan atau semangat untuk lebih dalam beribadah adalah gegaran tadi ya Ustadz? Mohon koreksinya.

Yusdeka Putra: Ayah: Anak, gegaran adalah hasil dari kesedaran yang jati yang menyentakkan kita kepada Allah SWT.

Anak, untuk melatihnya, Anak ulangkajilah syarahan dengan teliti dan cuba rasakan akan Kewujudan atau Kebesaran Allah Swt. Lakukanlah Dzikrullah sambil rasakan Kewujudan atau Kebesaran Allah.

Anak: Ayah, Ananda agak trauma dengan WW [Wahdatul Wujud] yang ternyata sudah berkali-kali Ananda lalukan zaman dahulu. Oleh sebab itu anak mohon bimbingan teknis dari Ayah tentang merasakan Kewujudan atau Kebesaran Allah ini.

Terima kasih atas pengertian Ayah tentang kebodohan Ananda ini…

Ustadz Hussien Abd Latiff: Semua bersandarkan ilmu. Contoh:
Kita minum air dalam kegelapan. Rasa air nya seperti rasa epel [apel]. Namun kerana berilmu kita tahu itu adalah perasa epel [perasa apel] bukan jus epel.

Begitu juga apabila terasa berhadapan dengan KewujudanNya maka pasrah sahaja kepada RASA itu namun kita tahu bahawa kita berhadapan dengan DzatNya.

Winanto: Terimakasih Ustadz…. betul seharusnya kita harus bersandarkan sepenuhnya kepada ILMU, tentunya ilmu yg benar yg datangnya dari Allah, Rosul, serta penerusnya….. sami’na wa atho’na…

 

Artikel terkait:


[1] Parut : yang dimaksud parut dalam istilah ust. Hussien Abd Latiff ialah rasa yang terbit dari ingatan. [Kefahaman tanpa kesedaran yg jati seperti menyiram air di daun keladi tidak memberi bekas langsung. Ilmu makrifat ini mesti memberi bekas ke hati kita. Lagi dalam lagi bagus. Parut yg kekal yg tidak dapat dilupakan. Setiapkali terkenang air mata jatuh berlinang]

[2] Gegaran maksudnya adalah impact, dari ilmu ini karena benar-benar faham. Kadangkala juga disebut “kesadaran yang jati”. Kefahaman atau kesadaran yang jati (gegaran), menimbulkan bekas yang terkenang selalu (parut)


Catatan:

Artikel tanya jawab ini diperuntukkan bagi yang sudah memahami kajian Makrifatullah. Apabila ada diantara pembaca yang belum memahami, harap terlebih dahulu membaca SILABUS KAJIAN dan mengikuti dengan runut pembahasan satu per satu sejak awal.

YAMAS

Yayasan Makrifatullah Sedunia (YAMAS) - Indonesia

You may also like...

4 Responses

  1. Rusdianto says:

    Sejak mengikuti syarahan ustadz dari Januari 2015 sampai sekarang, mata ini selalu meneteskan air mata jika memandang sesuatu dan sadar DZATnya disebalik segala sesuatu itu. Saat dzikrullah juga menetes air mata, karena sadar jika tak wujud, sadar Dia melihat kita menerusi dzat-nya yang disebalik segala sesuatu.

    Yang saya ingin tanya, RASA / kesadaran atas dzatnya dan sampai menetes air mata apakah itu pintu depan atau pintu belakang?

    Pada syarahan – syarahan / penjelasan pintu belakang dan ROC, ustadz menjelaskan “kertas putih” atau “lebur”, jika disimak secara berulang, berarti kalau pintu belakang sudah tidak ada RASA/kesadaran, tidak ada air mata, tidak ada ini dan itu, yang ada hanya dzat, betulkah demikian?

    Maaf jika banyak bertanya

    • YAMAS says:

      InsyaAllah akan kami sampaikan kepada Ustadz pertanyaanya, Pak Rusdianto.

    • YAMAS says:

      jawaban ustadz, sbb :

      “Kpd Rusdianto, udah mengalami gegaran itu maka naiklah ke pintu belakang dan ROC serta pasrah”

      • YAMAS says:

        [3/23, 8:56 PM] Admin: Assalamualaikum Ustadz, ada pertanyaan dari Web Yamas

        *Rusdianto*
        2017/03/23 at 11:40 am

        Sejak mengikuti syarahan ustadz dari Januari 2015 sampai sekarang, mata ini selalu meneteskan air mata jika memandang sesuatu dan sadar DZATnya disebalik segala sesuatu itu. Saat dzikrullah juga menetes air mata, karena sadar jika tak wujud, sadar Dia melihat kita menerusi dzat-nya yang disebalik segala sesuatu.

        Yang saya ingin tanya, RASA / kesadaran atas dzatnya dan sampai menetes air mata apakah itu pintu depan atau pintu belakang?

        Pada syarahan – syarahan / penjelasan pintu belakang dan ROC, ustadz menjelaskan “kertas putih” atau “lebur”, jika disimak secara berulang, berarti kalau pintu belakang sudah tidak ada RASA/kesadaran, tidak ada air mata, tidak ada ini dan itu, yang ada hanya dzat, betulkah demikian?

        Maaf jika banyak bertanya
        [3/24, 4:29 AM] Ustadz Hussien Abd Latiff: Kpd Rusdianto, udah mengalami gegaran itu maka naiklah ke pintu belakang dan ROC serta pasrah
        [3/24, 4:56 AM] Ustadz Hussien Abd Latiff: Pengalaman yg anda lalui Rusdianto adalah dari pintu depan
        [3/24, 5:03 AM] Ustadz Hussien Abd Latiff: Naik pintu belakang bukan untuk lihat atau rasa tetapi untuk ROC & pasrah kerana udah ada di pintu taman larangan raja maka hendaklah diam dan jangan meminta-meminta untuk di naikkan taraf sehingga Dia menaikkan kamu.
        Kata Syeikh Abdul Qadir Al Jelani, masuklah bilik khalwatmu seorang diri dan tinggalkan segala-gala di luar.
        [3/24, 5:07 AM] Syofian Husin: Ustad
        [3/24, 5:09 AM] Syofian Husin: Ustadz, merinding menyimak penjelasan ini, terimakaih…. 🤝🤝🤝😭😭🤐

Leave a Reply to YAMAS Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *