Q&A: HIDUP MACAM BIASA?

Disarikan dari Seminar Makrifatullah Di Yogyakarta, sesi tanya jawab.

Seorang ibu bertanya pada ustadz Hussien, mengenai takdir. Ibu tersebut membenarkan bahwa semuanya sudah tertakdir. Lalu bagaimana seandainya di rumah anak kita nakal, bukankah kita harus menasehati?

 

Ustadz Hussien menjawab:

Ibu…soalannya saya paham.

Jadi kalau anak itu jahat ya, jadi kita menasehati anak yang jahat itu, jangan buat begitu-jangan buat begitu!

Tapi pokoknya kita mesti sadar bahwa bukan kita yang nasehat (bukan kita yang menasihati).

Faham ini?

Kalau kita sadari bukan kita yang nasehat, itu yang benar.

Kalau kita ingat kita yang nasehat, sudah ada dua wujud, itu sudah syirik, faham ini?

jadi, saya beri contoh ya.

(lalu beliau melafazkan hamdalah)

Alhamdulillahirabbil alamin. Apa maknanya? segala pujian bagi Allah.

Tengok, Dia memuji diri Dia, bukan kita!

faham ini?

Saat kamu sembahyang, Alhamdulillahirrabilalamin. lihat ini Dia memuji diri Dia sendiri, kamu ga wujud. (Ustadz Hussien menerangkan bahwa manusia memuji Allah karena Allah mentakdirkan manusia itu memujinya. Lewat script yang telah tertulis di Lauh Mahfudz, dan DzatNya sendirilah yang mengambil peranan memerankan itu)

itu Rasulullah cakap, -yang maksudnya- hidup macam biasa! Anak jahat; kita nasihat!

Tapi kita sudah sampai peringkat ini kita tahu bukan kita yang nasehati. Kalau kita yang nasehat, sudah ada dua wujud, ga bisa.

Es itu tetap air, jadi mesti pahamkan ini.

Jadi…hidup macam biasa, kalau lapar; makan!

Tetapi kita sadarkan inilah sandiwaranya dengan Dzat Dia, Dia bersandiwara dengan Dzat Dia.

Dzat Dia jahat; Dzat Dia juga yang memberi nasehat.

Semua Dzat Dia.

Setiap masa wujudnya hanya satu, ga ada dua, dengan itu bagaimana Dia zalim? (bagaimana mungkin Dia Zalim?) Dia bermain dengan Dzat Dia.

Jadi kalau kita berkata, aku yang mengajar dia sampai pandai. Wah…itu sudah angkuh.

Pasal… kamu tidak ada! yang ada Dzat-Nya. Dia yang mengajar.

Faham?

Sang ibu menjawab,”Faham. Makasih Pak”

YAMAS

Yayasan Makrifatullah Sedunia (YAMAS) - Indonesia

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *