Q&A: MENYADARI KETIDAK WUJUDAN

 

12/1/17, 4:06:05 PM: Rio : Assalamualaikum ustadz. Izin bertanya ustadz

Betulkah yang saya pahami ini ustadz.

Umpama kita di kantor adalah karyawan / pegawai, pulang ke rumah kita lepaskan status karyawan itu. Di rumah, kita hanyalah seorang Bapak atau seorang Suami.

Kalau kita lepaskan lagi status Bapak atau Suami. Kita hanya sebuah “diri” bernama Rio atau bernama Budi.

Melepaskan baju status karyawan atau Bapak, atau suami , kita sudah bisa. Tetapi sering saya masih berbaju “diri”.

Karena masih “Rio” yang mengingat Allah, maka Allah masih terpandang bersifat-sifat seperti diabolical. Karena mengibadahi Tuhan lewat “kacamata” seorang “Rio”.

Seharusnya, Rio juga dilepas. Jadi yang mengingatiNya bukan lagi Rio. Tetapi sebuah jiwa / hamba saja. Tak berbaju diri, tak berbaju status atau apa-apa peranan. Dengan itu, DIA akan terpandang sebagai DIA saja. Tak lagi diabolical.

Tapi mungkin tak bisa 24 jam manusia tidak berbaju diri. Kadangkali ujian sangat hebat maka mau tak mau manusia berdoa dalam bingkai dia punya diri.

Saat manusia berdoa minta kemudahan masih dalam bingkai dirinya. Itulah NST. Mengibadahi Tuhan lewat konteks kehidupan kita masing-masing. Pintu depan.

Tuhan masih terasa bersifat-sifat, ada Rahmaan, ada Rahiim, ada Ghafuur. tapi tak mengapa. Asalkan sifat-sifat yang baik yang kita pakai. Dan paham bahwa DIA tak serupa tak umpama. DIA melebihkan rahmatNya atas murkaNya.

Saat manusia bisa lepas dari bingkai dirinya sendiri. Barulah dia bisa ROC. Karena tak ada apa-apa. Tuhan tak terasa bersifat-sifat lagi.

Kalau sholat. Tak boleh menggunakan approach ROC atau pintu belakang. Karena memang sholat itu peruntukannya untuk menunaikan hak-Nya dipuji.

Betulkah ini ustadz?

12/1/17, 4:58:23 PM: Ustadz Hussien Abd Latiff: Wlkm.slm. Selagi kita belum terpilih untuk duduk terus dalam alam maya dan seterusnya maka selagi itu keimanan kita akan turun dan naik sehingga seorang sahabat menjerit menyatakan dirinya seorang hipokrit.

Namun Rio susah kah kamu sentiasa mengingati kamu ini berbangsa Indonesia?

Kalau ngak susah maka bagaimana bisa susah kamu sentiasa mengingati kamu ini tidak wujud?

Ini kelebihan orang yg udah makrifat, mengikut pandangan Nabi Isa as.

12/1/17, 5:12:13 PM: Rio: Betul ustadz. Naik dan turun 😁

Dulu saya pun kesal juga dengan kondisi naik dan turun. Tapi sekarang alhamdulillah tak lagi.

Berarti kondisi stabil itu terjadi jika Allah sudah tarik masuk (sudah melwati pintu basecamp) ya ustadz?

A. Link
B. Rangkaian maya (vpn)
C. Base camp
——
1. Fana
2. Alam maya
3. Alam maya sakinah
4. Ambient light
5. Dst

Sebelum masuk sana. Pakai “ilmu” sentiasa ingat kita tak wujud; bersandar ilmu

12/1/17, 5:23:13 PM: Ustadz Hussien Abd Latiff: Benar

12/1/17, 5:12:16 PM: Shaiful M: Syukur Alhamdulillah. Terimakasih Rio & Ustaz

12/1/17, 5:18:39 PM: Ustadz Hussien Abd Latiff: Sayugia harus dingat bahawa manusia diciptakan berupaya “ multi-tasking” (membuat berapa kerja dalam setiap masa)seperti sambil berjalan melihat, mendengar, mengingat, menghidu dll. Apabila udah dipilih oleh Ilahi maka multi-tasking setiap masa ini hanyalah untuk Allah swt sahaja seperti Rasulullah saw, Khidir dll. Maka tumpuannya hanyalah satu iaitu Allah swt walaupun masih multi-tasking.

12/1/17, 5:20:04 PM: Rio: perumpamaan yang menarik ustadz 😃 multitasking

Terimakasih atas penjelasannya ustadz 🙏🏼

YAMAS

Yayasan Makrifatullah Sedunia (YAMAS) - Indonesia

You may also like...

1 Response

  1. Abdul Zaky says:

    Salam anak buat seorang ayah..

    Setelah ilmu yang sangat berharga itu telah selesai disampaikan oleh seorang ayah kepada anak-anaknya sebagai sesuatu yang akan sentiasa dia pegang didalam mengharungi kehidupannya, anaknya itu akan sentiasa kembali kepada ayahnya untuk bimbingan agar apa yang anaknya pegangnya itu sesuai dengan nasihat yang telah disampaikan kepadanya.

    Anak itu berkata kepada ayahnya, apa yang saya dapat dari ilmu yang ayah sampaikan ialah perjalanan hidup ini sesuatu yang sudah ditetapkan yang dulu saya fahami sebagai sesuatu yang boleh diubah. Kini, dengan kefahaman itu, atas nasihat ayah kami sentiasa harus melaluinya dengan sepenuh penyerahan kepada Allah. Sebagimana ayah telah menasihatkan agar tidak memikirkan dan tidak menetapkan, maka anaknya itu percaya sebagai ciptaannya, kunci kepada segala tindakan yang dilakukan dalam menjalani hidupnya itu agar tidak jatuh kepada keadaan memikirkan dan menetapkan ialah ‘kita tak wujud’ dan ‘sudah ditetapkan’.

    Anaknya yakin akan keutamaan nasihat ayahnya itu dimana jika andai kata kunci itu terlepas didalam tindakan kehidupnya maka itu telah menyekutukan Allah tanpa sedar yang kebanyakan orang diluar itu tidak tahu. Anaknya kini memahami mengapa Sheikh Kadir Al-Jailani pernah mengatakan kerja makrifat itu ialah kerja sepanjang masa hingga diri itu hancur menjadi tempayan yang pecah, agar diri itu tidak terkandung ‘kehendak’ yang padanya syaitan itu melakukan kerjanya.

    Dengan kefahaman itu, anaknya percaya yang mana kehidupan ini harus dilalui dengan sepenuh penyerahan, penyerahan ciptaan kepada penciptanya, dan itu dilakukan dengan cara ROC dan NST, selanjutnya segala tindak tanduk kehidupan itu mesti dilakukan mengikut syariat-syariat yang telah disampaikan oleh nabi kita baginda rasulullah S.A.W. Pada itu, anaknya memahami syarat bagi ROC itu ialah ingatan yang sentiasa terpaut kepada yang menjadikannya, ia akan berlaku didalam kehidupannya selagi tak ada isu yang dihadapi.

    Dan bila mana sesuatu isu berlaku didalam kehidupannya, sama ada ia berbentuk masalah atau yang menyenangkan dia menghadapinya dengan NST,iaitu memanjatkan doa untuk segala masalah dan syukur untuk segala yang menyenangkannya. Ini dilakukan dengan hati kerana segala yang terzahir didalam hidupnya ialah satu takdirnya yang sudah ditetapkan turun melaluinya sesuai dengan apa yang telah tertulis didalam Loh Mahfuz. Selain itu, anaknya percaya kunci kepada mencapai tingkat keimanan NSTY ialah apabila dapat menguasai prinsip DIAM, dan semua itu adalah kunci-kunci yang menuju kepada kerihdoan.

    Namun begitu, anaknya juga tidak melupakan satu peringatan penting tentang ilmu ini iaitu jangan berasa telah berada didalam jemaahnya selagi tak datang ujian-ujian Allah. Atas janji Allah itu, kini anaknya faham betapa beratnya ujian yang datang itu hingga dia jatuh tersembam jauh ke muka bumi. Inilah ialah perjuangan yang telah ditakdirkan kepadanya dan yakin yang itu terkandung rahmat Allah yang telah didahulukannya. Selagi mana ilmu itu tidak dicabut dari anaknya dia akan sentiasa kembali kepada Allah untuk pertolongan dan juga mengharapkan doa dari seorang ayah kepada anak-anaknya agar ilmu itu terus hidup dan bukan hanya sekadar telah membuat persinggahan.

    Insyallah..

Leave a Reply to Abdul Zaky Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *