YANG MERASA

08/11/20 06.10 – Pak Yusdeka: Assalamualaikum Pak Ustadz.

Mohon diberikan pemahaman tentang hal berikut:

Sekarang banyak orang yang semakin dipesongkan untuk memahami bahwa hati atau jiwa itu tempatnya adalah di dalam DADA. Sehingga mereka fokus untuk merasakan gelombang atau vibrasi Hati di dalam dada daripada vibrasi di dalam Pikiran.

Setelah saya perhatikan-perhatikan hal ini disebabkan oleh karena ketika mereka mencoba merasa-rasakan kasih sayang yang katanya itu berasal dari Tuhan dan mereka fokus ke dalam dada mereka, ternyata memang ada terasa oleh mereka rasa kasih sayang itu.

Makanya banyak orang Islam sekarang yang sekarang belajar kepada meditator non muslim untuk mendapatkan apa yang mereka sebut sebagai rasa kasih sayang Tuhan itu.  Karena di dalam shalat sekalipun mereka tidak bisa merasakan hal hal seperti itu.

Dulupun saya juga merasakan hal yang seperti itu. Tetapi alhamdulillah, setelah tahu makrifatullah dan dzikrullah dari Pak Ustadz, baru terasa sekali bedanya antara Dzikrullah dengan afirmasi ala meditator itu. Rasanya sungguh amat jauh berbeda. Saya menjadi saksi bahwa Dzikrullah setelah makrifatullah sangat jauh melampaui segala rasa  proses afirmasi ala meditor itu, termasuk terhadap dzikir tarekat dan dzikir-dzikir lain.

Pertanyaan saya, apakah RASA-RASA yang muncul dari afirmasi ala meditator itu adalah karena reaksi Ruh, yang berpusat di dalam dada, yang juga dapat ikut terkena pengaruh oleh afirmasi-afirmasi dan fokus yang dilakukan mereka ke dalam dada itu?.

Terima Kasih Pak Ustadz…

08/11/20 07.04 – Arifbillah Ustadz H. Hussein Bin Abdul Latief: Kebingungan (pusing) mereka berkenaan letaknya rasa kasih sayang  adalah kerana mereka belum pernah mengalami OBE (Wisata Jiwa).

Keadaan OBE adalah seperti keadaan orang yang tidur atau Coma (tidak kesedaran) di mana Jiwanya udah meninggalkan Jasadnya. Dalam keadaan sebegini, Jasad itu ngak bisa merasa apa-apa pun.

Maka fungsi merasa terdapat pada Jiwa bukan pada Jasad.

Jiwa itu pula adalah Kesatuan Minda (Hati Batin) dan Roh. Namun, Minda dengan Roh bisa berpisah. Kalau semasa OBE, Jiwa pergi dan duduk di Awan. Sesudah itu, Minda kembali keJasad dan meninggalkan  Roh duduk di Awan. Maka Minda Yang berada di Jasad mempunyai segala fasilitas seperti berfikir, melihat, mendengar, merasakan dll. Tetapi Roh yang duduk di Awan ngak bisa berbuat apa-apa jua  (langsung ngak ada fasilitas apa-apa pun) melainkan duduk diam (menunggu kembalinya Minda).

Untuk manusia berfungsi, Minda dengan Roh (yg duduknya dekat dengan jantung) mesti bersatu. Sekiranya tidak bersatu maka terjadilah keadaan ‘sleep paralysis’ kalau Bahasa kita ‘ditekan’ (oleh syaitan Yang duduk di Jasad Kita menghalang kesatuan Roh dan Minda). Dalam keadaan sebegini, yang rasa (takut), berfikir, menjerit minta dibantu dll adalah Minda bukan Roh. Roh langsung ngak bisa buat apa-apa justeru jasad ngak bisa bergerak.

Di sini jelas, Roh yg terletak dekat dengan Jantung menjadi tidak berfungsi seperti pesawat ngak ada Juruterbangnya (pilot).

Satu lagi keadaan apabila Kita duduk di Pintu Belakang atau di Base Camp, kita bisa mencampai keadaan di mana Kita terasa duduk diatas dan terputus hubungan dengan Jasad maka apa yang di alami oleh Jasad tidak memberi kesan kepada Minda kita yg duduk di atas. Keadaan ini yang dinamakan “Mind over matter.” Maka pernah diexperimentasi atau dicuba, dengan seseorang yg berkeadaan sebegini dipukul jasadnya oleh yang lain maka ngak terasa apa-apa oleh orang yg dipukul.

Maka jelas fakulitas merasa adalah dengan Minda bukan dengan Roh (Yang terletak dekat dengan Jantung). Tanpa Kesatuan dengan Minda, Roh menjadi “blur like sotong!”๐Ÿคฃ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜…

08/11/20 07.07 – Pak Yusdeka: ๐Ÿ˜… terima kasih Pak Ustadz. kelihatan sekarang masalahnya…. Alhamdulillah…

08/11/20 07.17 – dr Ellsy: Benar ustadz…

Yang Lc rasakan seperti saat ini setelah paham ilmu yang disampaikan ustadz dan sering duduk di basecamp…

Bila merasakan kasih sayang dan kerinduan karena Allah maka segera merasakan getaran tidak hanya di dada tetapi menjalar keseluruhan tubuh sehingga semua bulu halus bergetar (merinding) bahkan rasa gegaran…

Ini bukti bahwa kasih sayang datang dari jiwa – Minda disebarkan / transfer ruh ke seluruh sel dalam tubuh sehingga  bisa berbuat kebaikan2 ekspresi kasih sayang lain nya…

Apakah begitu ustadz…

Mohon koreksi dan penjelasan nya…

08/11/20 07.54 – Arifbillah Ustadz H. Hussein Bin Abdul Latief: Benar, Sahabatku, Ibu Lc.

(Rasa) Kesedaran itu datang dari Minda kerana Roh hanya mempunyai tenaga sahaja. Untuk manusia berfungsi Minda dengan Roh mesti bersatu. Maka arahan daripada Minda akan dibawa oleh tenaga yg ada pada Roh keseluruh anggota Jasad kita. Begitu juga rasa itu di salurkan oleh Minda  menerusi tenaga yang bergabung dengannya ke Dada tempat duduknya Roh.

Kita lihat sahaja dalam Kasus ‘locked in Syndrome’. Pasiennya mempunyai Minda yang masih berfungsi tetapi Jasad (termasuk Mata) langsung tidak dapat bergerak.

08/11/20 07.59 – dr Ellsy: Alhamdulillah semakin dipahamkan NYA menerusi ustadz..

Jazaakallah khairon katsiron ustadz

๐Ÿ’–๐ŸŒน๐Ÿ’–

08/11/20 08.02 – Bang Bayu Bandung: Terima kasih Ayah , terang benderang .. ๐Ÿ™๐Ÿฝ

08/11/20 08.07 – Bang Bayu Bandung: Apakah Minda sama seperti halnya sebuah โ€œcommand centerโ€ dan Ruh menjadi energi yg mendorong terwujudnya command/perintah dari Minda, seperti itukah?  Apakah minda bisa terhalang oleh โ€œsesuatuโ€ ??

08/11/20 08.21 – Arifbillah Ustadz H. Hussein Bin Abdul Latief: Benar, Sahabatku Bayu. Minda adalah tempat Command Centre.

Fungsi Jiwa (Minda + Roh) dengan Jasad bisa terhalang dengan keadaan Jasad seperti kecacatan, kerosakan dll. Namun begitu, Jiwa tetap dalam keadaan sempurna.

08/11/20 08.31 – Bang Bayu Bandung: Alhamdulillah, terima kasih Ayah ๐Ÿ™๐Ÿฝ๐Ÿฅฐ

08/11/20 08.46 – BangYasinJkt: Maaf ustadz ingin bertanya, jika orang cacat dari lahir seumpama terlahir kaki dan tangan tidak sempurna, telinga tidak dapat mendengar. Jika mereka mengalami OBE apakah *jiwanya* berbentuk sempurna (tangan dan kaki berwujud sempurna dan telinga langsung dapat mendengar) ?

08/11/20 09.09 – Arifbillah Ustadz H. Hussein Bin Abdul Latief: Saya udah experimen dengan orang buta selama lebih 6 bulan membimbing dia untuk mencapai OBE.

Natijahnya, tidak berjaya kerana kecacatannya, jiwanya ngak bisa terlepas dari jasadnya. Bukan sahaja itu, dia juga ngak bisa bermimpi juga.

08/11/20 09.12 – BangYasinJkt: Mungkinkah karena tidak ada informasi visual sama sekali yang tersimpan di mindanya ya ustadz sehingga tidak ada yang bisa dia bayangkan ?

08/11/20 09.31 – Arifbillah Ustadz H. Hussein Bin Abdul Latief: Tapi dia buta bila umur 12 tahun kerana sakit demam panas.

08/11/20 09.34 – BangYasinJkt: Alhamdulillah, terimakasih sekali ustadz atas penjelasannya ๐Ÿ™๐Ÿฅฐ

YAMAS

Yayasan Makrifatullah Sedunia (YAMAS) - Indonesia

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *