Q&A: BERBUAT SESUATU DARI PINTU BELAKANG (2)

Rehana: Assalaamu alaikum Ustaz. How to read from the back door? Does it mean to read in the mind n not with the mouth ? Must close the eyes n focus at the top of the head first is it? Or how?
I don’t understand. Can u pls explain 🙏🙏

[Assalamualaikum Ustadz, Bagaimana caranya membaca dari “pintu belakang”? Apakah itu berarti membaca dengan minda dan bukan dengan mulut (fisik)?  Harus menutup mata (fisik) dan fokus pada ubun-ubun dulu, begitukah? atau bagaimana? saya tidak mengerti. Tolong jelaskan Ustadz]

Ustadz Hussien Abd Latiff: The Spritual Heart is a combination of 3 organs namely:
1. Mind.
2. Hearing.
3. Seeing.

These 3 organs are:
i. Inseparable
ii. Functional all the times.
iii.Never sleep.

The Spiritual Heart occupies the Head when it is functional but joins the Soul in the chest area to be held by God when we going to sleep. When Spiritual Heart joins the Soul it becomes Spirit (Jiwa).

The Spiritual Heart being in the head (Back Door) has as its outlet or opening to the earthly world, through the 2 eyes (Front door).

The Spritual Heart at the Back door (in the Head) sees the Guide Book at the Front Door (in front of the eyes) and the mouth reads it verbally. This shall be the position throughout the Spiritual session. The Spiritual Heart must not go down to the Front Door during this session.

[Hati yang halus / hati spiritual adalah kombinasi dari tiga anasir atau elemen, yaitu : 1. Minda (aql) 2. pendengaran 3. pengelihatan.

ketiga elemen ini : i. tidak terpisahkan, ii. selalu bekerja setiap saat, iii. tak pernah tidur.

Hati yang halus / hati spiritual, “menempati” kepala ketika dia bekerja, tetapi bergabung dengan Ruh di dalam area dada -untuk “digenggam” oleh Tuhan- ketika kita akan tidur. Saat hati yang halus / hati spiritual bergabung dengan Ruh, maka menjadi / disebut Jiwa.

Hati yang halus / spiritual, berada di dalam kepala (pintu belakang), memiliki saluran ke dunia luar melalui kedua mata fisik (pintu depan)

Hati yang halus, berada di pintu belakang (di kepala) melihat buku terapi pada pintu depan (di depan mata fisik). Dan muluh membacanya secara verbal. Inilah posisi di saat melakukan terapi spiritual. Hati yang halus, tidak boleh turun ke pintu depan selama dalam sesi ini.]

Rehana: Alhamdulillah.

Rio: Ustadz. Izin bertanya. Berkait dengan pertanyaan kak Rehana.

Saya baru tahu maksud dari kondisi ini ustadz.

A. Duduk di dalam (Saat ingatan kita ada di “luar”. Kita tarik ingatan itu “masuk ke dalam” (Seperti di gambar) dan ingat Allah. Bertahan “di dalam”.)

(Gambar dari Syarahan “Pandangan Mata Hati-2”)

B. Kalau udah stabil duduk di dalam, bisa berbuat sesuatu dari pintu belakang. (Kalau kita bertahan dalam ingatan pada Allah. Posisi ingatan itu “tetap di dalam”. Lalu kita berbuat sesuatu, tanpa terkeluar dari kondisi itu, itu disebut berbuat dari pintu belakang ya ustadz?)

Gambar dari slide Sentuhan Rohani

 

C. Naikkan ingatan itu ke atas dan bertahan (ini disebut membina basecamp).

(Gambar dari Syarahan “Pandangan Mata Hati-4”)

Syarahan ustadz mengenai berbuat dari pintu belakang itu maksudnya yang kondisi B itu. Betulkah begitu ustadz?

Ustadz Hussien Abd Latiff: Benar, sahabatku, Rio

Rio: Alhamdulillah. Terimakasih ustadz. 🙏🏼


Artikel / video terkait :


CatatanArtikel tanya jawab ini diperuntukkan bagi yang sudah memahami kajian Makrifatullah. Apabila ada diantara pembaca yang belum memahami, harap terlebih dahulu membaca SILABUS KAJIAN dan mengikuti dengan runut pembahasan satu per satu sejak awal.

YAMAS

Yayasan Makrifatullah Sedunia (YAMAS) - Indonesia

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *