Q&A: MENYADARI KETIDAK WUJUDAN (2)
ATMAJA : Assalamualaikum.. Ustadz dan Rekan-rekan yamas..
Saya ingin berbagi pengalaman saya untuk dikoreksi apakah betul pandangan saya ini..
saya mengikuti pelajaran yg dibawa ustadz TH 1.. bermula dari video syarahan yg disemarang.. Lanjut ke video yg 12.. lanjut seterusnya.. Melalui youtube..
Saya merasa senang sekali mendapatkan ilmu yg seperti ustadz bilang seperti “berlian”.. 🙂
Dalam perjalanan waktu,, saya latih apa yg diajar oleh ustadz.. Hingga sekarang..
Dan keadaan saya yg sekarang.. Apabila sedang naik/ingat.. Saya merasa apa yg sedang saya kerjakan dari pintu depan itu seperti berjalan sendiri (otomatis). Tanpa berfikir.. Walau saya sedang berkendara naik motor.. Menghitung.. Berjalan.. Bekerja.. Dan lain lain.. Kesemua itu seperti otomatis.. Dan keadaan ingat Allah tetap ada..
Sepertinya dalam hati mengatakan “lho ini ko raga seperti bergerak sendiri.. “.. Dan pada saat itu saya hanya fokuskan pada ingatan kepada Allah swt. Saya biarkan raga bergerak sendiri..
Disitu saya ” berhenti”.. Maknanya yaitu “saya berhenti dalam kesadaran bahwa saya hanya sedang mengingati Allah saja, tidak yg lain”.. sedangkan pintu luar saya tidak hiraukan, berjalan otomatis aja..
Nah, dalam keadaan itu,, saya seperti masih wujud.. Yaitu saya merasa diri ini yg mengingati Allah..
Dan mengenai “mengenal af’alnya”.. Disitu saya nafikan kewujudan diri.. Yg mengingat hakekatnya adalah zat dia sendiri..
Dari Kesemua itu apakah sudah benar pandangan saya itu?? Mohon diluruskan pandangan saya apabila keliru..
Saya teringat video syarahan ustadz tentang gajah..
Gajah asli tdk ada telinga, ekor dan lain2..
Dan bagaimana cara ” ekor” beribadah.. Yaitu dengan menafikan yg lain (telinga, belalai, dan lain2).
Berarti “ekor” masih wujud atau bagaimana ustadz??
Salam rindu saya untuk ustadz TH 1.. dan sahabat semua.. Walau belum pernah berjumpa.. Namun entah mengapa hati ini seperti merasakan dekat.. Dan rindu.. 🙂
Assalamualaikum..
Ustadz Hussien Abd Latiff: Selagi anda belum bisa menafikan kewujudan anda maka selagi itu pandangan anda melihat dua kewujudan dan bermasalah. Ingat firmanNya bahawa hendaklah kita binasakan (nafikan) segala kewujudan baru yang tinggal dzat (hakikat segala ciptaan).
Selagi anda kenampakkan akan kewujudan diri anda maka perjalanan anda dalam dunia makrifat ini masih jauh. Kerana Imam Ghazali sendiri ada berkata bahawa kalau kamu kenal Tuhanmu dan kenal akan dirimu maka sudah tentu kamu tahu kamu tidak wujud. Inilah yang perlu dicapai dalam perjalanan ilmu ini.
Note : pertanyaan di paragraf terakhir, mengenai gajah beribadah dengan diri yang masih wujud, itu maksudnya adalah “hidup macam biasa”, berikut bahasan yang dengan pertanyaan di atas http://yamasindonesia.org/qa-sholat-pakai-pintu-depan-roc-pakai-pintu-belakang/
Artikel Terkait :
- Q&A: MENYADARI KETIDAK WUJUDAN
- Q&A: SENANTIASA SADAR DIRI INI TAK WUJUD
- Q&A: CIPTAAN TIDAKLAH WUJUD (2)
- Q&A: CIPTAAN TIDAKLAH WUJUD
- Q&A: MENAFIKAN KEWUJUDAN BERSANDARKAN ILMU
- Q&A: TENTANG KEWUJUDAN?
- Q&A: MENGHILANGKAN KEWUJUDAN?
Catatan: Artikel tanya jawab ini diperuntukkan bagi yang sudah memahami kajian Makrifatullah. Apabila ada diantara pembaca yang belum memahami, harap terlebih dahulu membaca SILABUS KAJIAN dan mengikuti dengan runut pembahasan satu per satu sejak awal.
Alhamdulillah..
Terima kasih.. Sudah ada tanggapan..
Clear.. 🙂