Q&A: BEKAS YANG TAK TEMBUS
[2/20, 8:37 PM] Taufiequrrahman : Assalamualaikum ustaz
Ada soalan:
Saya sering ditanya para sahabat tentang dalilnya dari al Quran bahwa semua ciptaan berasal dari sedikit DzatNya.
Bagaimana pandangan ustaz?
[2/20, 9:09 PM] Ustadz Hussien Abd Latiff:
Dalil As Sunnah:
1. Kaulah Dzat yg mendahulukan dan Kaulah Dzat yg mengakhirkan.[1]
2. Seperti bulan mengambang di waktu malam tetapi Allah swt lebih besar dari itu (Rasulullah. saw menceritakan pandangan semasa Dzat tajali sesudah semua binasa dan yg tinggal kita disyurga)[2]
4. Hanya selaput DzatNya (Rasulullah saw menceritakan pandangan semasa Dzat Tajali sesudah semua binasa dan yg tinggal kita di syurga )Dalil al Quran:
1. Aku yg Awal & yg Akhir[3]
2. Yang Zahir & Batin[4]
3. Semua binasa yg tinggal Dzatku.[5]
4 . Maha Halus (ini merujuk kpd Dzat kerana Allah sentiasa Maha Besar)
5. Meliputi Semua (ini merujuk kpd Dzat yg meliputi semua ciptaannya termasuk ruang dan masa)[6]
6. Satu Bekas (lobang yg tidak tembus) dalam surah An Nur bahagian nur ala nur. Bekas (pohon Zaitun iaitu DiriNya yg menjadi bekas), Bekas ini menjadi Dzat Ciptaan (minyak) dan menjadi LM (pelita)[7]
[2/20, 9:18 PM] Taufiequrrahman : Bekas artinya apakah sama seperti bahasa indonesia ustaz?
Bekas:sudah di pakai kl bahasa Indonesia
[2/20, 9:34 PM] Ahmad Saifudin: Sidik jari “bekas” di- pegang
[2/20, 10:00 PM] Taufiequrrahman : Alhamdulillah terimakasih ustaz. Tambah faham
[2/20, 10:00 PM] Taufiequrrahman : Terimakasih bang udin atas transliterasinya
[2/20, 11:34 PM] Ustadz Hussien Abd Latiff: Seperti Ahmad katakan seperti bekas jari. Kalau kita tekan ibu jari kita di pasir maka terjadi bekas (yg tidak tembus) di atas pasir.
[3/4, 11:23 PM] Rio : Ustadz…. Menurut penjelasan ustadz di ayat cahaya atas cahaya, Allah firman KUN, lalu sedikit DzatNya menjadi “bekas” yang tak tembus.
Sebelum KUN, tak ada “bekas”
Sekarang ada “bekas”
Nanti, “bekas” akan hilang semula.
Pertanyaan saya ustadz, “bekas” itupun hanya tafsir dari “depan” ya Ustadz?
Dari belakang, adakah DIA dulu berbeda dengan sekarang? Dulu tak ada bekas, sekarang ada bekas?
Atau dari sisiNya selama-lamanya bekas itu tak pernah ada. Tak ada dulu dan sekarang bagiNya?
[3/4, 11:52 PM] Ustadz Hussien Abd Latiff: Rio, Bekas itu adalah dari pandangan pintu depan. Bekas itu untuk menampung Dzat (untuk ciptaan). Apabila terjadi Kiamat kedua maka hilanglah bekas itu.
Contoh: Di dalam perut Lautan terjadi seketul [sepotong / sebongkah ] ais [es batu] (sebesar bola golf). Ruang mengelilingi ais itu, itulah Bekas. Maka apabila ais cair menjadi air maka hilanglah Bekas itu kerana sudah tidak ada ruang lagi.
[1] Engkaulah Dzat yang mendahulukan….tidak ada tuhan selain Engkau: Sunan At Tirmidzi Bk.5,342 (1993).
[2] Abu Razin al Uqail bertanya Rasulullah (saw), “Adakah setiap kami akan melihat Allah swt.” Baginda menjawab, “Abu Razin adakah kamu semua melihat bulan purnama.” Saya menjawab, “Benar”. Baginda berkata, “Kamu semua tidak akan ada masalah melihat-Nya seperti bulan purnama tetapi itu hanya kecil sahaja Allah lebih Mulia dan lebih Besar daripada itu.” Sunan Abu Dawud Vol 3, 1324 (1990)
[3] (QS Al-hadid : 3) – Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
[4] (QS Al-hadid : 3)
[5] Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali (wajah / dzat) Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Terjemah QS Al-Qashash : 88)
[6] Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah Allah Maha Meliputi segala sesuatu. (Terjemah QS An-Nisa : 126)
[7] Allah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. 24:35
Catatan:
Artikel tanya jawab ini diperuntukkan bagi yang sudah memahami kajian Makrifatullah. Apabila ada diantara pembaca yang belum memahami, harap terlebih dahulu membaca SILABUS KAJIAN dan mengikuti dengan runut pembahasan satu per satu sejak awal.
Artikel terkait:
KOMENTAR