MEMAHAMI KEMBALI RASULULLAH SAW ROHMATAL LIL ALAMIN (2)

Oleh: Taufiqurrahman, S.Pd.I, M.Sy (Al-Hafidz)

 

Arif Billah Ustadz Hj Hussien bin Abdul Latiff (2015:158) dalam karyanya “Daripada Hakikat kepada Makrifat”, menjelaskan bahwa Kedudukan Nabi Muhammad Saw sangatlah tinggi sekali, kedudukan ini bisa difahami dengan Allah Swt menciptakan ciptaan pertama yaitu Roh Rasulullah Saw sebelum menciptakan langit dan bumi serta seisinya, serta untuknya dijadikan ciptaan yang lain.

Disini jelaslah bahwa Nur Muhammad bukanlah sumber bagi ciptaan-ciptaan yang lain sebagaimana di fahami dalam konsep Nur Muhammad. Ini jelas tidak ada dasar hukumnya baik di dalam Al Qur’an maupun Hadith (Mahmood B Daud, Akidah Ahli Sunnah Wa Al Jama’ah, 110 (1996).

Dalil (argumentasi) konsep Nur Muhammad berdasarkan hadith palsu (Ibid).

Hadith yang berkenaan dengan Nur Muhammad menurut Dr. Yusuf Qhardawi dalam karyanya “kitab fatawa muasirah”, beliau berpendapat bahwa hadith berkenaan dengan Nur Muhammad tidaklah bisa di buat sandaran hukum (sabit), tidak benar dan tidak boleh dipegangi sebagai aqidah (Ibid).

Nabi Muhammad Saw tidak lebih hanya seorang manusia biasa yang dipilih oleh Allah Swt untuk menjadi utusan-Nya yang terakhir (Hussien, 2015:159).

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya” (Al Kahfi :110).

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman” (Al Araaf :188).

وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ

Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk (Ad Dhuha:7).

Tetapi meskipun Rasulullah Saw adalah manusia biasa yang dipilih sebagai utusan-Nya, Allah Swt meletakkan Roh Rasulullah Saw di suatu tempat yang sangat istimewa yaitu sidrotil muntaha sehingga pada saat Rasulullah Saw dilahirkan baginda membawa bersama Rohmat lil alamin dan untuknya Allah menciptakan yang lain yaitu seluruh jagat alam raya supaya semuanya mendapatkan dan merasakan kasih sayang dari Allah Swt.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

(Al Anbiyaa :107)

Rohnya baginda Nabi Muhammad Saw diletakkan dalam tempat yang sangat istimewa yaitu di sidrotil muntaha selama 60 ribu tahun sebelum Allah Swt menciptakan yang lain.(Gospel of Barnabas, 50 (?)).

Sebelum memahami Rasulullah Saw Rohmatal lil alamin (kasih sayang sejagat alam raya) secara komprehensif (utuh), agar tidak terjadi distorsi pemahaman, kita fahami terlebih dahulu penjelasan mengenai dari mana awal mula semua ciptaan? Loh Mahfuz dan sebagainya.

Penjelasan konsep dzatiyah yang di bawa ulama kontemporer sekaligus Mujadid (reformis) dan pakar Tasawuf jalan Nabi-nabi yaitu Arif Billah Ustadz H Hussien bin Abdul Latiff ini sekaligus meluruskan kembali kekeliruan faham wahdatul wujud dan faham Nur Muhammad.

Salah satu pertanyaan yang paling banyak dicari oleh manusia adalah penjelasan mengenai darimana kita berasal, kemana kita kembali, dan untuk apa kita dijadikan. Pertanyaan sangat mendasar ini, dapat dijelaskan dengan pendekatan tasawuf seperti yang disampaikan oleh Ustadz Hussien bin Abdul Latiff (2015:81-90) dalam karyanya “Daripada Hakikat kepada Makrifat” sebagai berikut.

Pada permulaan Allah Swt saja yang ada dan tiada apa pun bersamaNya (Terjemahan Sahih Al Bukhari , Vol 9, 381 (1987)

Pada permulaan sekali, belum ada ciptaan, yang ada hanyalah Allah SWT sendiri. Dan ini merupakan pondasi tauhid. Wajib kita meyakini bahwa tak ada apapun bersamaNya. Tak ada ciptaan, tak ada ruang, tak ada waktu, tak ada ketiadaan, tak ada segala sesuatu yang kita bisa persepsikan, Hanya DIA sendiri yang ada.

Pertanyaan kemudian timbul, jika hanya DIA saja yang ada, tak ada apapun bersamaNya, kepada siapa Dia menujukan firman “KUN”, jadilah?

Jawabannya adalah, bahwa firman KUN ditujukan pada diri-Nya sendiri.

Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah!” Lalu jadilah ia. (Al Baqoroh :117)

Allah berfirman KUN, jadilah! Pada sedikit dari DzatNya Yang Maha Indah itu, maka DzatNya yang sedikit itu kemudian menjadi ciptaan, segala ciptaan yang kita kenali, ruang, waktu, benda-benda, segala di alam raya ini. CiptaanNya ini dirangkum dalam sebuah sistem tertutup yang kita kenal dengan nama Lauh Mahfudz.

Berapa kali Allah berfirman Kun?

Allah Swt berfirman Kun cuma satu kali saja. Tidak berkali-kali Allah Swt dalam berfirman Kun, seperti yang sebagian difahami umat Islam.

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.

وَمَا أَمْرُنَا إِلَّا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ

Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata (Al Qamar :49-50).

Apa yang dimaksud Loh Mahfudz itu?

Loh Mahfudz adalah wadah dari rencana Allah dan segala bentuk penciptaan dari awal hingga akhir. Segala sesuatu yang berkenaan dengan ciptaan / makhluk ada disini.

Apa yang di maksud Dzat yang di dalam dengan Dzat yang di luar?

Istilah “Dzat yang di luar” merupakan istilah untuk menjelaskan bahwa di luar Loh Mahfudz masih ada DiriNya Yang Maha Indah, dan tak bisa diumpamakan.

Istilah “Dzat Yang Di Dalam” merupakan istilah yang merujuk pada sedikit DzatNya atau diriNya yang Dia zahirkan menjadi ciptaan di dalam Loh Mahfudz.

Tak bercerai atau tak berpisah DzatNya yang di luar dan di dalam.

Seberapa besar Dzat yang di jadikan Loh Mahfudz ini?

Seluruh ciptaan di alam raya ini, jika digabungkan, dan dibandingkan dengan keseluruhan diriNya, adalah seumpama:

– sebutir pasir bila dibandingkan dengan gurun pasir

– setetes air bila dibandingkan denagn lautan lepas

– rembulan bila dibandingkan dengan angkasa lepas

Dari melihat perbandingan ini kita mengerti bahwa Allah SWT Maha Besar, Maha Luas, Maha Tinggi, tetapi sejatinya kita tidak pernah benar-benar mengerti seperti apa Maha Besar, Maha Luas, Maha tinggi Allah itu. Karena di luar Lauh Mahfudz adalah Dzat Yang Maha Indah, yang tak ada perumpamaan apapun bisa menggapaiNya.

Apabila dibandingkan dengan Dzat Allah yang seutuhnya, yang kita sembah adalah Dzat yang luar yang Maha Indah. [Maksudnya adalah, kita tidak boleh menyembah ciptaan. Yang kita sembah adalah Dia pada kedudukanNya Yang Tak Serupa, Tak ada umpama]

Kapan Loh Mahfudz itu ada?

Pada saat Allah berfirman KUN pada diri (Dzat) NYA sendiri

Apa yang di maksud dengan sistem Ilahi dalam loh Mahfudz?

Sistem ilahi adalah sebuah istilah yang maksudnya adalah bahwa tata kelola Allah SWT pada Loh Mahfudz berjalan dengan sistematis dan otomatis. Semua sudah terencana dan tertuliskan / tergambarkan sejak KUN, dan berjalan tanpa perubahan dari KUN hingga akhir.

Hal ini juga bermakna bahwa Allah SWT maha bijaksana dengan IlmuNya, dan Loh Mahfudz yang Dia buat sudah sempurna tanpa perlu perubahan apa-apa.

Kenapa loh Mahfudz sempurna?

Setelah kita mengerti bahwa segala ciptaan berada dalam Loh mahfudz, dan Loh Mahfudz berjalan mengikuti perencanaan Allah SWT sejak KUN, sistematis dan otomatis tanpa ada perubahan, dibawah ini kita akan melihat bukti-bukti syar’I bahwa Loh mahfudz telah sempurna.

 

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ ۚ مَا فَرَّطْنَا

فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al An’am : 38)

Bagaimana Insfrastruktur loh mahfudh dari luar ke dalam? (Sumber syarahan Arrif Billah Ustaz Hj Hussien bin Abdul Latif, Insfrastruktur Loh Mahfuz mengikut Rasulullah Saw Semasa Mi’raj, 22 Desember 2013). Sebagai berikut:

 

  1. Tirai nur

 

Tirai-Nya adalah Nur dan seandainya terangkat pasti keagungan DzatNya akan membakar makhluk yang terpandang oleh-Nya (Terjemahan Sahih Muslim Bk. 1, 228 (1994)).

Terdapat 70 Tirai Nur melindungi Loh Mahfuz dari DzatNya, siapapun tidak ada yang bisa keluar dari Loh Mahfuz.

Malaikat Jibril a.s. berkata bahwa ada 70 tirai Nur yang meniraikan Dzat dan sekiranya dia mendekati tirai Nur yang pertama saja, dia akan binasa (Al Hadis, Miskatul Masabih, Vol.4, 226 (1994)).

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ

Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir (tirai Nur) atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana (Asy Syura :51).

Ketika isra’ Mi’raj Rasulullah Saw dan mendapatkan perintah sholat, Rasulullah Saw di belakangnya tabir (tirai Nur) sebagaimana surat Asy Syura ayat 51 diatas, karena siapa saja yang mendekati tirai Nur yang pertama saja akan binasa sebagaimana hadits di atas.

Rasulullah Saw menerima perintah Allah Swt untuk umat baginda bersembahyang 50 kali sehari lepas diatas nasihat nabi Musa (as) baginda naik dan merayu dan diturunkan kepada 25 kali selepas itu diatas nasihat nabi Musa (as) baginda naik dan merayu sekali lagi dan diturun kepada 5 kali sehari ( Terjemahan Sahih Muslim Bk. 1, 202 (1994)).

  1. Arasy

 

فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung” (At Taubah:129)

الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ

(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala (Ghafir:7)

وَالْمَلَكُ عَلَىٰ أَرْجَائِهَا ۚ وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ

Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka (Al Haqqah:17).

 

  1. Air

وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ

dan Arasy-Nya di atas air (Hud:7 ).

 وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ

Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (Al Anbiya :30).

Para saintis berpendapat bahwa sebelum terjadinya ciptaan, di angkasa lepas dipenuhi dengan uap air (Sumber dari Dr. Vincent Kotwicki, Journal of Hydrological Sciences, 1992).

The oddly-squashed Haumea- and at least one of its two satellites- are covered in crystalline water- ice. At 1,960 km (1,218 miles) acros, the oval-shaped world was the 5th to be classified as a dwarf of our sun ( Sumber http://www.space.com/11660

-dwarf-Planet-veiled-water-ice.html).

 

  1. Sidratil Muntaha

Pusat pemerintahan Allah Swt di Sidratul Muntaha.

أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ

Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang? (Al Mulk :16)

أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا ۖ فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ

atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka

kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? (Al Mulk:17).

Kemudian aku dibawa pergi ke Sidratil Muntaha (Sahih Muslim Bk.1, 194, 1994).

 

وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ

Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,

 

عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَىٰ

(yaitu) di Sidratil Muntaha( An Najm:13-14).

Di sidratul muntaha terdapat pena dan Roh Rasulullah Saw disimpan

Selepas itu Jibril naik bersama ku satu tempat di mana aku terdengar bunyi pena (Sahih Al Bukhari Vol.1, 213, 1984).

Al Mustawa adalah tempat arahan Allah Swt diturunkan menerusi pena di Sidratul Muntaha.

Selepas itu Jibril naik bersama ku sehingga aku ternampak Al Mustawa. Di situ aku terdengar bunyi pena (Sahih Muslim, Bk.1, 202 (1994).

Sesungguhnya sesuatu yang diciptakan Allah yang pertama adalah pena lalu Dia berfirman kepadanya, “tulislah”. (Sunan At Tirmidzi Bk 5, 215, 1993).

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ

Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (Al Alaq :3-4).

Roh Rasulullah Saw di simpan di sidratul muntaha 60 ribu tahun sebelum Allah Swt menciptakan langit dan bumi serta isinya.

Rohnya telah ku letakkan dalam suatu tempat yang istimewa selama 60 ribu tahun sebelum Aku menciptakan yang lain (Gospel of Barnabas, 50,?).

 

  1. Tujuh lapis langit

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.(At Talak:12).

– Langit 7

Penjaga langit ketujuh membuka pintu untuk kami. Di sana saya berjumpa Nabi Ibrahim (Shahih Muslim (1):7)

Langit dan bumi adalah satu, kemudian dipisahkan antara keduanya. Di langit ketujuh (7) terdapat Baitul Makmur dan surga Jannatu almawa

Jibril (as) membawaku naik ke langit ketujuh. Ternyata disana aku menemukan Ibrahim (as) sedang menyandarkan punggungnya pada Al Baitul Makmur. Ternyata setiap hari ada 70 ribu malaikat masuk ke Baitul Makmur itu dan mereka tidak kembali lagi kesana. (Terjemahan Sahih Muslim Bk.1, 195, 1994).

عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ

Di dekatnya ada surga tempat tinggal (An Najm:15).

 

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

(Al Anbiya’:30).

 

– Langit 6

Penjaga langit keenam membuka pintu untuk kami. Di sana saya berjumpa Nabi Musa. (Shahih Muslim (1):7)

 

– Langit 5

Penjaga langit kelima membuka pintu untuk kami. Di sana saya berjumpa Nabi Harun. (Shahih Muslim (1):7)

 

-Langit 4

Penjaga langit keempat. membuka pintu untuk kami. Di sana saya berjumpa Nabi Idris.(Shahih Muslim (1):7)

 

-Langit 3

 

Penjaga langit ketiga membuka pintu untuk kami. Di sana saya berjumpa Nabi Yusuf.

(Shahih Muslim (1):7)

 

-Langit 2

 

Penjaga langit kedua membuka pintu untuk kami. Di sana saya berju

mpa Nabi Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria. (Shahih Muslim (1):7)

 

-Langit 1

 

Penjaga langit pertama membuka pintu untuk kami. Di sana saya berjumpa Nabi Adam

(Shahih Muslim (1):7)

 

Lalu Jibril (as) membawaku ke langit (Sahih Muslim Bk 1, 194, 1994).

 

  1. Kursi

 

Kursi Allah Swt meliputi langit dan bumi.

 

ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

 

Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar (Al Baqoroh:255).

 

7.Bumi-bumi

 

Setelah 7 lapis langit terdapat angkasa bumi ( meliputi luar angkasa yang sangat luas, yang terdiri dari berbagai macam solar system yang jumlahnya milyaran Planet bahkan lebih).

Rohmatal lil alamin Rasulullah Saw ini mencakup seluruh isi langit ( 7 lapis ) dan seluruh isi bumi dalam arti luas termasuk luar angkasa yang sangat luas tak terhingga. Termasuk pula orang mukmin, kafir, makhluk yang di beri peranan taat dan peranan maksiat dan trilyunan makhluk lainnya yang sangat sedikit sekali pengetahuan manusia atasnya.

وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً ۚ وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya ( An Nahl:8).

Setelah memahami awal mula ciptaan, Loh Mahfuz dan sebagainya.

Kita memahami kembali Rasulullah Saw Rohmatal lil alamin, ada enam belas (16) aspek, tujuan di utusnya Rasulullah Saw sebagai Rohmatal lil alamin. (Sumber syarahan Arif Billah Ustadz H Hussein bin Abdul Latiff, Muhammad Rosullullah Saw Rohmatul Alamin).

 

  1. Islam

Rohmatal lil Alamin-nya Rasulullah Saw meliputi diturunkannya agama Islam, karena nama Islam khusus diberikan kepada Rasulullah Saw yang sebelumnya belum ada nama agama Islam.

ِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ

مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

( Al Maidah: 3)

 

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam (Ali Imran:19)

 

  1. Al Qur’an

Al Quran adalah bagian dari Rohmatal lil alaminmya beliau karena adalah satu-satunya mukjizat terbesar Rasulullah Saw yang ma’qul (rasional) selain mukjizat yang lain yaitu ghoiru ma’qul (irasional). Karena mukjizat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: ma’qul contoh satu-satunya hanya Al Quran saja dan ghoiru ma’qul (irasional) contoh seperti tongkat Nabi Musa As yang bisa membelah laut dan sebagainya. Nabi Ibrahim As yang tidak panas dibakar api dan sebagainya.

Al Quran merupakan kitab suci dan dijaga kesuciannya sepanjang zaman baik huruf melalui dihafalkan banyak umat Islam di seantero dunia, maupun kebenaran makna yang terkandung di dalamnya melalui penelitian dan sebagainya untuk lintas zaman dan generasi, semua ilmu ada di dalam al quran lafadznya tetap  (permanen), tetapi interpretasi maknanya  (tafsiran) selalu dinamis (berkembang) sesuai perkembangan pengetahuan manusia.

Kitab yang paling sempurna dan menyempurnakan kitab-kitab samawi sebelumnya

لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ ۖ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ

Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.

( Fusshilat :42)

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

(Al Hijr:9)

 

  1. Syariah

Syariah yang dibawa Rasulullah Saw adalah termasuk bagian dari Rohmatal lil alamin Rasulullah Saw karena syariah (hukum-hukum yang di buat oleh Allah Swt untuk muslim mukallaf) adalah paling sempurna dan terlengkap bila dibandingkan dengan yang lain seperti syariahnya nabi-nabi sebelum Rasulullah Saw atau aturan-aturan yang dibuat manusia.

 

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?(Al Maidah;50).

Syariah yang dibawa beliau mengatur semua lini kehidupan manusia tanpa ada yang tertinggal, baik ajaran agama, sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya sampai urusan akhirat semuanya diatur secara lengkap.

ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al Hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(Al Baqoroh:232)

Rasulullah Saw bersabda: “aku telah meninggalkan kepada kamu dua rujukan yang sekiranya kamu berpegang teguh kepada kedua-duanya kamu tidak akan sesat yaitu kitab Allah Swt  (al quran) dan Ahadith ku (As Sunnah)

( al Muwatta, Vol. II, 544 (1994).

 

Bersambung….part 3.

 

YAMAS

Yayasan Makrifatullah Sedunia (YAMAS) - Indonesia

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *