MEMAHAMI KEMBALI RASULULLAH SAW ROHMATAL LIL ALAMIN (1)

Oleh: Taufiqurrahman, S.Pd.I, M.Sy (Al-Hafidz)

Setiap muslim pasti bersaksi (syahadat) serta meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw adalah hamba dan Rasulullah (utusan Allah Swt), tetapi tidak semua muslim memahami tujuan risalah yang dibawa beliau dan juga terlebih tidak semua muslim memahami dengan baik kedudukan beliau yang sangat tinggi di antara semua ciptaan, sekaligus tidak semuanya memahami akhlak mulia dan kepribadian beliau yang sangat luar biasa. Ketika sebagian umat muslim tidak memahami semuanya itu tentang baginda sehingga mereka tidak mengidolakan beliau sebagai idola yang ideal (role model/ uswah hasanah ) dalam kehidupannya. Apapun peranan dan profesi kita sebagai muslim berkibatlah pada beliau, jadikanlah beliau sebagai teladan yang baik, jika kita mengaku beriman.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (al Ahzab :21).

Setiap bulan Robi’ul Awal kaum muslimin seantero dunia memperingatinya sebagai hari kelahiran beliau, yang mungkin melakukannya dengan alasan yang berbeda-beda, sebagian ada yang beralasan kecintaan dan keinginan yang besar untuk mengambil pelajaran sekaligus selalu meneladani baginda Nabi Muhammad Saw, sebagian lagi hanya berhenti pada mengagumi kepribadian beliau saja dan tidak menjadikannya sebagai teladan, atau sebagian lain lagi ada yang mempunyai alasan karena sebatas memenuhi tradisi tahunan saja?

Apapun alasannya, peringatan hari-hari besar Islam ini salah satunya maulidur Rasulullah selalu mengandung hikmah dan manfaat bagi siapa saja orang yang beriman.

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.
(Adz Dzariyaat: 55)

ذَٰلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati (al Hajj ; 32)

Baginda Nabi Muhammad Saw adalah seseorang yang di anugrahi kedudukan oleh Allah yang sangat tinggi baik oleh para pengikutnya maupun oleh lawan-lawannya, baik pada masa kehidupan beliau bahkan sampai detik ini.
Mustahil bagi siapa saja orangnya baik beriman maupun tidak jika meneliti (by field research) maupun mempelajari (by library research) kehidupan dan karakter akhlak beliau hanyalah menaruh perssaan hormat saja, tetapi mereka akan jauh melampauinya sehingga beliau adalah seorang Nabi terbesar dari Allah Swt.

Semua peneliti biografi beliau baik dari kalangan orientalis (cendekiawan non muslim Barat) maupun oksidentalis (cendekiawan dari umat Islam), mereka memberikan konklusi atau sebuah kesimpulan yang sangat luar biasa.

Salah satu kesimpulannya adalah beliau manusia multi talenta / serba bisa, manusia yang sangat cerdas diatas rata-rata manusia serta mempunyai pengaruh yang sangat luar biasa terhadap perjalanan hidup umat manusia dan peradabannya di duniawi, baik ketika beliau masih hidup maupun setelah kewafatan beliau dan atas izinNya pengaruh itu sampai sekarang bahkan hingga akhir dari semua kehidupan.

Yang paling penting dari semua kesimpulan itu, beliau manusia yang berakhlak sangatlah lembut dan mulia, akhlanya adalah al Qur’an, sampai-sampai pengamat sekaligus peneliti seperti Michael H. Hart dalam karyanya yang sangat fenomenal “100 tokoh berpengaruh di dunia” menempatkan Nabi Muhammad Saw sebagai urutan pertama diantara 100 tokoh berpengaruh di dunia, dengan alasan antara lain: ” saya berkeyakinan bahwa beliau satu-satunya manusia dalam sejarah kehidupan manusia yang paling berhasil meraih sukses yang sangat luar biasa baik perspektif agama maupun ruang lingkup duniawi, meskipun dari keluarga yang sederhana, beliau menegakkan dan menyebarkan salah satu agama terbesar di dunia, ya

 

itu agama Islam dan pada saat yang bersamaan beliau tampil sebagai pemimpin yang tangguh, hebat dan efektif dalam berdakwah dalam waktu yang sangat singkat tidak lebih 23 tahun beliau dengan izin Allah Swt mampu merubah peradaban dunia.

Meskipun empat belas abad sesudah kewafatan Rasulullah Saw, tetapi pengaruhnya sangat kuat, mendalam dan berakar sampai sekarang.

Peniliti lainnya adalah Thomas Carlyle dalam karyanya “On Heroes, Hero, Worship and the Heros in History” menyimpulkan dalam perspektif tolok ukur kepahlawanan, beliau sebagai manusia teragung yang pernah dikenal oleh sejarah kemanusian.

Peniliti yang lainnya yaitu Will Durant dalam karyanya “The Story of Civilization in The World” dengan tolok ukur hasil karya, Marcus Dodds dalam karyanya “Muhammad, Budha and Christ”, dengan tolok ukur keberanian moral. Nazme Luke dalam karyanya “Muhammad al-Rasul wa ar-Risalah” dengan tolok ukur metode pembuktian ajaran.

Sejarah memberikan kesaksian bahwa Nabi Muhammad Saw adalah figur yang menarik perhatian semua orang sejak usia mudanya dikenal oleh masyarakat sebagai tokoh moralis atau berakhlak mulia, sehingga beliau lebih dikenal masyarakat Arab dengan sebuatn AL AMIN ( orang yang sangat jujur dan bertanggung jawab).

Al Qur’an sendiri mengakuinya secara tegas beliau memiliki akhlakul karimah. Bahkan konsideran pengangkatan beliau sebagai Nabi adalah akhlakul karimah beliau.

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
( al Qolam: 4)

Abbas al-Aqqad seorang cendekiawan muslim kontemporer, mengungkapkan bahwa manusia dapat diklasifikasikan ke dalam empat type: seniman, pemikir, pekerja dan yang tekun ibadah. Sejarah kehidupan Nabi (siroh Nabi ) memberikan pembuktian bahwa beliau menghimpun dan mencapai puncak keempat macam type manusia tersebut, baik karyanya bisa dipelajari dalam literatur Islam, ibadahnya yang sampai telapak kaki pecah-pecah, segi bahasa yang dikuasainya serta pemikiran brilliantnya sungguh sangat mengagumkan setiap siapa saja baik seorang muslim maupun non muslim yang bersifat obyektif terhadap beliau.

Sekarang menurut ulama kontemporer yang sangat fenomenal sekligus seorang mujadid (reformis) dan pakar Tasawuf Jalan Nabi-nabi Arif Billah Ustaz Hj Hussien bin Abdul Latiff dari Singapura mengartikan dan memahami tujuan diutusnya Rasulullah Saw adalah sebagai Rohmatal lil alamin ( kasih sayang bagi sejagat alam raya) dengan pemahaman yang sangat luar biasa, menyibak rahasia-rahasia yang belum terkuak, bahkan di luar dugaan bagi siapa saja yang mau memahaminya secara obyektif.

Arif Billah Ustadz H Hussien bin Abdul Latiff mengartikan tujuan di utusnya Rasulullah Saw sebagai Rohmatal lil alamin ini meliputi enam belas (16) aspek, yaitu;
1. Islam
2. Al Quran
3. Syariah
4. Sebagai penutup para Nabi
5. Umat terakhir
6. Adanya Nabi-nabi lain yang berjumlah 124.000
7. Setan terhalang mencuri
rahasia dari langit
8. Lailatul Qadar
9. Demografi
10. Pesatnya ilmu pengetahuan (knowledge)
11. Fasilitas di tundukkanya seluruh yang ada di bumi dan langit
12. Khalifah
13. Amanah
14. Menjelajah dan menundukkan luar angkasa (pentadbiran)
15. Syafaah
16. Akhirat.

Bersambung….part 2.

YAMAS

Yayasan Makrifatullah Sedunia (YAMAS) - Indonesia

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *