YANG AWWAL (by Yusdeka)

Oleh: Yusdeka Putra (www.yusdeka.wordpress.com)

 

Hampir seluruh manusia di dunia ini, sejak dari dulu sampai sekarang, baik secara samar-samar ataupun secara tegas, meyakini bahwa alam semesta ini termasuk diri kita sendiri sedang berjalan dibawah sebuah “sistem kerja” yang sangat hebat. Keteraturan dan kepatuhan “perilaku” setiap penghuni alam semesta ini, mulai dari atom-atom yang sangat kecil sampai kepada bintang-bintang yang besarnya tak terperikan, kepada sistem yang mengatur itu sungguh mutlak. Seluruh penghuni alam semesta ini seperti tidak bisa melawan dan menentang aturan-aturan yang sangat tegas dari sistem itu. Melawan berarti hancur lebur dan musnah. Menentang berarti siksa dan derita yang sangat pedih.

Kita bisa melihat contoh dari kepatuhan mutlak alam ciptaan terhadap sistem kerja itu di alam benda, alam nabati, alam hewani, dan alam jasadi manusia. Misalnya, di dalam sistem berkala unsur-unsur, emas tidak akan bisa berubah menjadi perak atau loyang. Ada sebuah sistem yang sangat kuat yang memegang dan menggenggam agar atom-atom emas itu patuh terhadap “takdir” yang telah ditetapkan untuknya, sehingga dia tidak bisa berubah menjadi perak. Begitupun sebaliknya. Semua unsur-unsur di alam semesta ini seperti dipegang oleh sistem itu untuk berjalan dengan takdirnya masing-masing.

Di alam tumbuh-tumbuhan, hal yang sama juga berlaku. Sel-sel yang ada direrumputan dipaksa oleh sistem itu untuk hanya bisa memandangi kegagahan pohon beringin, tanpa dia bisa mengubah dirinya menjadi pohon beringin. Sel-sel yang harus menjadi dedaunan hijau diantarkan oleh sistem itu ketempatnya yang tepat sehingga tidak tertukar dan berubah menjadi buah ataupun dahan. Semua dipaksa oleh sistem itu untuk menjalani garisannya sendiri-sendiri, walaupun mereka tumbuh pada tanah yang sama, memakai air yang sama, menghirup udara yang sama, dan bermandikan cahaya matahari yang sama.

Di alam hewani, dengan tingkat kehidupan yang sangat dinamis dan beragam, kita juga bisa melihat binatang-binatang mulai dari yang satu sel sampai dengan hewan-hewan raksasa seperti Gajah dan Jerapah, hewan-hewan didarat dan dilaut, semuanya terikat oleh sebuah sistem yang sangat kuat sehingga tidak satupun dari binatang-bintang itu yang bisa keluar dari takdir yang telah digariskan untuknya. Sel-sel gajah tidak ada yang bisa berubah menjadi harimau ataupun ikan. Makanan masing-masingpun sangat beragam sekali. Tidak ada harimau yang memakan rumput, tidak ada gajah yang memakan daging. Semuanya mengikuti sistem itu dengan patuh.

Dia alam jasadi manusia, terdapat 50 trilliun sel yang membentuk tubuh manusia. Masing-masing sel itu terbentuk dari organelles yang berasal dari biomolekul dan atom-atom yang masing-masingnya punya tugas dan fungsi sendiri-sendiri. Sel-sel itu patuh dengan takdirnya sendiri. Sel-sel yang akan menjadi telinga tidak pernah salah tempat menjadi mata, menjadi hidung, menjadi jantung, dan sebagainya. Hormon adrenalin dan hormon endorpine tidak akan pernah salah peran satu sama lainnya. Enzin-enzim, akan selalu hanya menjalankan tugasnya dengan tanpa bisa merubah perannya. Miliaran manusia yang ada di bumi ini akan mendapatkan hal yang sama didalam tubuhnya. Sel-sel tubuh kita patuh kepada sebuah sistem yang sangat terukur dan terarah dalam menjalankan destinynya.

Sistem itu juga bekerja terhadap angin, awan, bukit dan gunung, lembah dan sungai, danau dan samudera. Bumi dan seluruh benda-benda angkasa yang terlihat dengan mata ataupun yang hanya bisa dilihat dengan teleskop yang paling canggihpun, semuanya patuh kepada sistem itu. Begitu sempurnanya sistem itu, sehingga tidak ada satupun ciptaan yang bisa keluar darinya.

Melihat dan memperhatikan semua itu, orang-orang yang berpikir, ulul albab, akan ditantang untuk mengakui bahwa aturan yang sangat akurat dan sempurna itu pastilah dibuat oleh oleh Satu Wujud yang sangat sempurna pula. Wujud yang mau tidak mau haruslah Tunggal. Begitu wujud itu dua atau lebih, maka hilanglah kesempurnaan sistem itu. Sebab masing-masing wujud itu akan membuat sistemnya sendiri-sendiri yang nantinya akan dipatuhi oleh ciptaan yang ingin mereka ciptakan.

Contoh kalau ada lebih dari satu wujud yang membuat sistemnya sendiri-sendiri adalah keberadaan negara-negara yang ada di dunia ini. Setiap negara, karena dipimpin dan diatur oleh kepala negara dan perangkatnya masing-masing, maka antara satu negara dengan negara lain akan membuat sistemnya sendiri-sendiri untuk dijalankan oleh rakyatnya masing-masing. Makanya sistem di negara Arab berbeda dengan di Amerika, di India, di Jepang, dan di negara-negara lainnya. Karena berbeda pimpinan, makanya ada perang dan bunuh-bunuhan antar dua bangsa yang berbeda. Kacau sekali…

 

YAMAS

Yayasan Makrifatullah Sedunia (YAMAS) - Indonesia

You may also like...

1 Response

  1. Sulwanri says:

    Terima kasih semua yg pak Deka sampaikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *