Q&A: PENYAKIT AIN
rio: Assalamualaikum Ustadz. Mohon izin bertanya “pintu depan” mengenai Penyakit Ain. Dalam satu hadits dikatakan sekiranya ada yang mendahului takdir, maka penyakit ain-lah itu.
pertanyaan saya ustadz.
– penyakit ain ini apakah sama dengan magic ustadz?
– apa maksud Rasulullah mengatakan Ain mendahului takdir? apakah perkataan itu majas (parable /metaphorical) saja? karena kita tahu tak ada yang boleh mendahului takdir.
– bagaimana kita melindungi keluarga kita dari penyakit ain ini ustadz?
——
“Asma’ berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Bani Ja’far terkena penyakit ‘Ain, bolehkah aku membacakan ruqyah untuk mereka?” beliau menjawab: “Ya, sekiranya ada sesuatu yang mendahului takdir, maka itu adalah penyakit ain.” (HR. Ahmad: 26198)
Ustadz Hussien Abd Latiff: Penyakit ain adalah penyakit yg berhubungkait dengan pandangan mata yang jahat ataupun evil eyes. Ianya ada dua makna:
1. Pandangan hasad dengki seseorang kepada sesuatu yg dimiliki oleh seseorang yg lain seperti kekayaan, kemuliaan dan sebagainya.
2. Pandangan dari makhluk ghaib yg mendatangkan gangguan yg menyebabkan sawan, demam panas dll.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam memohon perlindungan Allah untuk Hasan dan Husain dengan doa :
أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
“Aku memohon perlindungan kepada Allah untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala syaitan, binatang yang berbisa dan pandangan mata yang jahat.” (HR Abu Daud)
Hadith yg dikirimkan oleh sahabat Rio:
“Asma’ berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Bani Ja’far terkena penyakit ‘Ain, bolehkah aku membacakan ruqyah untuk mereka?” beliau menjawab: “Ya, sekiranya ada sesuatu yang mendahului takdir”maknanya:
Takdir penyakit ain ini mendahului (Takdir) pandangan mata yang jahat.Penerangan:
Kelebihan yg ada pada seseorang itu mendatangkan hasad dengki.
Ini juga sesuai dengan sabda Rasulullah saw:
“Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, pada dirinya atau pada hartanya, maka doakan keberkahan padanya, karena sesungguhnya penyakit ain itu haq (benar).” (HR Ahmad).Cara merawatnya:
1. Memperbanyak membaca surat al-Ikhlas,Al-Muawwidzatain (surat al-Falaq dan an-Naas),al-Fatihah,ayat kursi dan dua ayat terakhir dari surat al baqarah.
2.. Membaca doa
بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
“Dengan menyebut Nama Alloh,aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dan dari kejahatan setiap jiwa atau mata orang yang dengki.Mudah-mudahan Alloh subhanahu wa ta’ala menyembuhkanmu. Dengan menyebut Nama Alloh,aku mengobatimu dengan meruqyahmu.” (HR.Muslim 2186)
3. Membacakan (ayat dan doa itu) pada air disertai tiupan, dan kemudian meminumkan pada penderita,dan sisanya disiramkan ke tubuhnya. Hal itu pernah dilakukan Rosululloh shollallhu alaihi wa sallam kepada Tsabit bin Qois. (HR. Abu Daud 3885)
4. Dibacakan (ayat dan doa itu) pada minyak dan kemudian minyak itu disapukan (di kedua tangan, dibalik kedua telinga dll) (HR Ahmad III/497,.
Semoga Kita semua dijauhi daripada Penyakit ain di dalam apa jua situasi Kita berada, aamin Ya Rabbil alamin!
rio: Alhamdulillah ustadz penerangan yang sangat lengkap 🙏🏻🙏🏻🙏🏻 terimakasih ustadz
Mansyursyah: Alhamdulillah ustadz terima kasih penjelasan nya.
Ustadz saya pernah jumpa orang dia cakap dia punya penyakit ain dia bilang kalau dia jumpa orang dan dia tidak suka sama orang itu , dan apa yg di katakan dia terhadap orang itu, dan itu benar2 berlaku sama orang itu, apakah benar itu ustadz dan apa itu ustadz
Ustadz Hussien Abd Latiff: Semua berlaku mengikut skrip. Tiada yg boleh mendahului Takdir. Rasulullah saw ada bersabda maksudnya bahawa sesiapa yg berkata bahawa dia bisa elak dari sesuatu yg udah ditakdirkan terjadi atau dia bisa kenakan sesuatu yg ditakdirkan tidak terjadi maka pasti dia akan masuk Neraka.
Catatan: Artikel tanya jawab ini diperuntukkan bagi yang sudah memahami kajian Makrifatullah. Apabila ada diantara pembaca yang belum memahami, harap terlebih dahulu membaca SILABUS KAJIAN dan mengikuti dengan runut pembahasan satu per satu sejak awal.
KOMENTAR