Q&A: ORANG-ORANG ALLAH (3)
3/29/17, 11:52 AM – Admin: Ustadz, ada pertanyaan dari web
➖➖➖➖
AHMAD JAMIL BIN ARIFFIN
2017/03/29 at 4:45 am
Asalamualaikum Ayahku dan pak admin..anaku ada soalan ingin ditanya..sekiranya anak-anak ayah terpilih ke jalan nabi khidir ( pintu belakang aje) bagaimana dan caranya untuk anak-anak ayah bisa mengikuti dan menjalani dalam kehidupan keseharian dan mendepani masyarakat ramei..ini kerana jalanya nabi khidir berbeza sekali dengan jalannya nabi musa ( pintu depan )..bolehkah ayah ngirim tipnya…makasih..amin…
3/29/17, 12:00 PM – Ustadz Hussien Abd Latiff: Wlkm slm. Ngak ada kehidupan ngak ada Kemahuan. Hanya bisa jadi alat perkakas dan boneka ilahi.[1]
Rio kamu ada menulis tulisan yg menarik iaitu ada diri mencari kelebihan dan sesudah mendapat kelebihan maka hilanglah diri. Boleh di keluarkan disini?
3/29/17, 12:04 PM – Admin : Baik ustadz saya sampaikan ke penanya di web
➖➖➖➖
www.yamasindonesia.org/qa-gegaran-dan-ironi/
➖➖➖➖
3/16/17, 5:05 PM – Rio : Ustadz saya melihat ada sebuah paradoks atau hal yang unik.
Kebanyakan manusia ingin menjadi wali, karena melihat wali atau orang-orang Allah ada banyak kelebihan.
Kemudian Allah hantarkan orang itu menjadi wali, tetapi jalannya melewati macam-macam onak duri ujian.
Sampailah mereka menjadi wali. Kelebihan-kelebihan karomah didapatkan. Tetapi “diri” mereka yang hilang.
Dulu, “diri” ada, tetapi menginginkan kelebihan yang tak dipunya.
Lalu, kelebihan dipunyai, tetapi “diri” yang menginginkan yang kemudian hilang.
😁
[1] Istilah “Orang-orang Allah” adalah dipinjam dari Injil Barnabas; Perkataan “Abdal” daripada makna yang diberikan dalam Futuh Ghaib [Buku karya Syaikh Abdul Qadir Al Jailani] adalah “Alat alat Allah (perkakas / boneka Ilahi) “.
Catatan:
Artikel tanya jawab ini diperuntukkan bagi yang sudah memahami kajian Makrifatullah. Apabila ada diantara pembaca yang belum memahami, harap terlebih dahulu membaca SILABUS KAJIAN dan mengikuti dengan runut pembahasan satu per satu sejak awal.
Artikel terkait Orang-orang Allah:
KOMENTAR