Q&A: HALAULAH SYAITAN DARI MINDA KITA
2/18/17, 5:47 AM – Harry Al Anshory:
Assalamualaikum ustadz,
Apakah selain mulut kita yang di jahit, kita harus jahit pikiran kita ustadz?
contoh case:
ketika iman sedang melemah,
saat bangun malam, terasa berat sekali untuk qiamul lail, dan kembali tidur..
kadangkala minda [1] ini suka berdalih dengan alasan, bahwa saya gak memiliki kuasa untuk bergerak dan cukup berdoa saja untuk dimudahkan ibadah serta memohon perlindungan dari godaan syaitan..
setelah itu akhirnya kembali lanjut tidur..
kadang terbangun lepas subuh, tapi saya pun yakin hal itu pun pasti ada hikmahnya..
apakah kita harus jahit pikiran kita juga ustadz, cukup lakukan, dan berserah saja (let it flow)?
[2/18, 8:49 AM] Ustadz Hussien Abd Latiff: Pak Harry, itu bukan minda berkata-kata ataupun berdalih itulah yang dikatakan fikiran yang dimasukkan oleh syaitan.
Kalau kita mahu shalat datang monyet mahu taruh najis atas sejadah kita apa kita buat? Tentu kita halau dia atau lemparnya dengan sandal cepet kita.
Maka syaitan adalah lebih hina dari haiwan membuat mereka jijik. Sudah tahu ini maka apabila datangnya fikiran yg menganggu tahulah itulah najis yg dibawa oleh syaitan untuk diletakkan dalm minda kita. Maka halaulah mereka kalau tidak, minda kita akan mereka letakkan papan tanda, “Tandas Awam (Syaitan-syaitan)”. Maka sebelum ini terjadi halaulah mereka.
Catatan:
Artikel tanya jawab ini diperuntukkan bagi yang sudah memahami kajian Makrifatullah. Apabila ada diantara pembaca yang belum memahami, harap terlebih dahulu membaca SILABUS KAJIAN dan mengikuti dengan runut pembahasan satu per satu sejak awal.
[1] Mengenai “minda” Menurut Imam Ghazali, “Qalb” merujuk kepada minda [hati yang halus / akal] dan bahwa fungsi mengingat adalah dengan minda bukan jantung. Imam Ghazali, Keajaiban hati, 5 (1979); Ihya Ilumiddin Bk. 4, 10 (1981).
Alhamdulillah..terimasih ustaz atas penerangan yg cukup jelas ni..syukran