Q&A: AGAR TAK BINGUNG DENGAN ISTILAH “DZAT” (2)

Rio : “Assalamualaikum ustadz. mohon dikoreksi kalau kepahaman saya keliru ustadz.

sebuah hadits tentang dzat yang membakar makhluk jika terpandang : Tirai-Nya adalah Nur, dan seandainya terangkat pastilah keagungan Dzat-Nya akan membakar makhluk yang terpandang oleh-Nya”. Terjemahan Shahih Muslim Bk. 1, 228 (1994) —> ini maksudnya “yang membakar bila terpandang” itu adalah setitik dzat-Nya, bukan DIA.

berarti, tirai nur dan segala penzahiran di dalamnya adalah penzahiran dzat. Bukan penzahiran DIA.

Tirai nur, bukan melindungi ciptaan dari DIA, karena tirai nur melindungi dari dzat yang setitik itu.

Istilah dzat dan sifat, berarti setiap sifat-sifat akan lekat pada dzat. seperti sifat “manis” lekat pada dzat “gula”.

Selama disebut dzat dan sifat, selama itu pula berarti yang dimaksudkan adalah “ciptaan”.

Sedangkan DIA adalah pemilik dzat dan sifat itu.

Mohon koreksi kalau keliru ustadz

Dengan itu, saya baru paham bahwa perbincangan apakah DIA memiliki sifat-sifat, itu tak relevan. Karena yang memiliki sifat pastilah dzat. setiap sifat lekat pada dzat, dan dzat itu pun bukan DIA. Karena berdasar syarahan ustadz, saat DIA berfirman KUN, sedikit diriNya serentak menjadi “bekas” dan “dzat”.

Ustadz Hussien Abd Latiff:  “Wlkm slm. Benar sedikit DiriNya menjadi bekas dan bekas itu menjadi Dzat ciptaan.
Dari si kecil (Dzat) kita mengenal Yang Besar. Kalau tiada si kecil kita tidak kenal Yang Besar. Namun kenal menerusi perbandingan. Kerana bagaimana Yang Besar tiada orang yg tahu, “Pintu PeribadiNya tertutup rapat”.

Rio : “Terimakasih ustadz, sekarang baru paham mengenai bahasan ustadz sebelumnya disini https://yamasindonesia.org/qa-agar-tak-bingung-dengan-istilah-dzat/ Terimakasih ustadz”

 

Artikel terkait : 


Catatan:

Artikel tanya jawab ini diperuntukkan bagi yang sudah memahami kajian Makrifatullah. Apabila ada diantara pembaca yang belum memahami, harap terlebih dahulu membaca SILABUS KAJIAN dan mengikuti dengan runut pembahasan satu per satu sejak awal.

YAMAS

Yayasan Makrifatullah Sedunia (YAMAS) - Indonesia

You may also like...

9 Responses

  1. nafik says:

    Berarti kemanapun kita menghadap (termasuk dalam sholat), adalah menghadap kepada si kecil (Dzat) yang berupa ciptaan/makhluk, bukan Allah yang maha pencipta/Tuhan. Begitukah?
    Adakah dalil yang menjelaskan bahwa si kecil (Dzat) itu adalah ciptaan/makhluk, bukan yang besar (Allah) yang merupakan pencipta/Tuhan.
    Ataukah saya salah memahami?
    Mohon pencerahannya……..

    • YAMAS says:

      Ustadz Hussien bin Abdul Latiff : “Benar Allah swt yg Maha Besar. justeru itu siapakah Yang Maha Halus lagi meliputi yg bisa kita memijaknya?Siapakah yg Maha Halus yg meliputi semua atom yg lebih dari 50 triliun dalam jasad kita. Di sini Rasulullah saw juga ada bersabda, “Hanya Selaput DzatNya,” “Seperti bulan mengambang diwaktu malam Allah adalah lebih besar dari itu.” Ibnu Abbas berkata bahawa Rasulullah saw ada bersabda bahawa semua ciptaan adalah tidak besar dari sebiji sawi kepada Allah swt.

      Perhal ibadah, bagaimana anda mengaku anda yg beribadah apabila Allah swt berfirman bahawa Aku-lah yang Zahir dan Batin. Allah swt.juga berfirman bahawa bukan kau (Muhammad) yang melempar atau membunuh kerana yang melempar atau membunuh adalah Aku (menerusi Dzat (ciptaan)Ku di dalam diri mu.) Sayugia diingat bahawa selain Allah swt, semua yg ada adalah ciptaan.

      —-
      Tambahan Admin. Pak Nafik yang dirahmati Allah. Barangkali pak Nafik berkesempatan mengikuti seminar di Jember dalam waktu dekat? Silakan datang untuk bertemu sahabat-sahabat dan ngobrol-ngobrol. Barangkali kalau ketemu lebih enak ngobrolnya.

  2. nafik says:

    Lantas bisakah kita mengatakan sesat kepada mereka yg meyakini bahwa saat sholat mereka sedang berhadap-hadapan dengan Allah. Ataukah kita anggap sebagai masalah khilafiyah saja. Yang tidak perlu diperdebatkan.
    Dan kalau memang itu sesat, maka bagaimana dengan keadaan para guru kami. Termasuk orang tua kami. Yang memang mengajarkan keyakinan demikian. Haruskah kami sebut sebagai orang- orang yang tersesat, yang mengajarkan kesesatan?
    Mohon pencerahannya….

    • YAMAS says:

      Ustadz Hussien Abdul Latiff : “Soalan ini harus ditujukan kpd ulama syariah, yg sama ada berfahaman Asyariah, Mutazilah atau Jabariah, bukan kepada mereka yg makrifat.

      Kerana itu Musa as tidak boleh memahami perbuatan Khidir as.

      Kata Imam Ghazali, bahawa kalau kamu kenal Tuhanmu, dan mengenal dirimu, maka kamu tahu kamu tidak wujud.

      Maka lihat sahaja tayangan di Bioskop Ilahi, orang sedang shalat, dan diam. kerana kita tidak wujud serta juga mengetahui Dia bermain dengan DzatNya (Bukan kau melempar atau membunuh, yg melempar atau membunuh adalah Aku).

      Pertanyaan ini yg sekarang bergeligar dalam minda kamu membuat susah bagi kamu menafikan kewujudanmu dan terhijab.”

  3. nafik says:

    Terima kasih ustadz atas jawabannya.

  4. nafik says:

    Kalau ada si kecil (dzat) dan si besar (Allah). Tidakkah itu meruntuhkan tauhid?. Karena berarti meyakini adanya dua wujud.
    Si kecil (dzat) itu apakah kekal? (bersamaan dengan kekalnya si besar (Allah). Ataukah dia (si kecil) suatu saat akan musnah?. Dan hanya si besar (Allah) yang senantiasa kekal selamanya.

    • YAMAS says:

      Ustadz Hussien Abd Latiff : “Lihat disebalik sekecil (dzat) itu? Seperti melihat ais seketul di dalam lautan. Nafikan sifat ais seketul itu yg berada di dalam lautan itu maka ada sekecil lagi? Selain dari Allah swt yg lain itu adalah ciptaan termasuk dzat dan akan binasa. DzatKu makna Dzat ciptaanKu yang menjadi unsur atau dzat semua ciptaan. Allah tidak berdzat.”

  5. nafik says:

    Wajah Allah termasuk si kecil (Dzat) ataukah si besar (Allah)?, di dalam ayat, kemanapun kamu menghadap di situ ada wajah Allah. Karena ada ayat, Dan kekallah wajah Tuhanmu (Arrahman,27). Disini disebut kekal. Padahal berada di lauh mahfudz.

    Neraka itu hanya gertakan saja alias tidak ada yang akan menghuninya. Ataukah memang ada yang akan menghuninya?. Mengingat setiap manusia tidak ada pilihan sama sekali. Hanya mengikuti script saja.

    • YAMAS says:

      selain Allah, semua adalah ciptaan. Dan semua akan musnah pada akhirnya, walhasil balik asal. Silakan lihat syarahan ustadz arah tujuan ummah.

      Pak Nafik yang baik. Perkara neraka, ustadz sering berkata, “serah pada Allah”. Boleh berkata tentang neraka, tapi jangan lupa katakan pula rahmat-Nya mendahului murkaNya. agar menampilkan dua sisi yang seimbang. itu kalau mau dilihat dari pintu depan.

      Sebaiknya ditonton pula video syarahan beliau satu-satu, mulai dari 16 syarahan dasar. Karena artikel tulisan hanya pelengkap dari syarahan yang sudah ada dalam bentuk video. Semoga pak Nafik mendapatkan rahmat-Nya dan kemudahan dari-Nya. Aamiin.

      -admin-

Leave a Reply to YAMAS Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *