INGATAN DAN PANDANGAN MATA HATI (DZIKRULLAH DAN NAFI ISBAT)
[2:08 AM, 9/26/2020] penanya: Assalamualaikum ustaz. Izinkan saya bertanya , apabila kita berzikir mengingat Allah apakah pandangan matahati kita kepada Yang Maha Halus atau kepada Yang Maha Besar ustaz. Terima kasih waalaikum salam.
[2:54 AM, 9/26/2020] Ustadz Hussien Abd Latiff: Wlkm slm
“Ingat”; tidak perlu pandangan Matahati.
Apa yang mahu dipandang kalau Dia Yang Tidak Serupa, Tidak Seumpama dan Maha Ghaib.
[2:57 AM, 9/26/2020] penanya: Alhamdulillah. Terima kasih ustaz jumpa lagi.
[3:25 AM, 9/26/2020] Ustadz Hussien Abd Latiff: Pandangan Matahati hanya bila Kita Nafi & Isbat. Namun Yang Maha Halus tidak boleh dinafikan kerana ia sebahagian daripada Allah swt. Justeru Kita nafikan Dzat dan isbatkan Yang Maha Halus. Setakat ini sahaja Kita bisa Nafi & Isbat kerana untuk mengisbatkan Allah swt sepenuhnya tidak bisa kerana Kita mesti terutama menafikan segala kewujudan termasuk diri Kita sendiri.
Contoh: Untuk Ais melihat lautan sepenuhnya maka Ais tidak bisa wujud kalau tidak Lautan tidak sempurna. Dan kalau Ais menafikan kewujudannya maka bagaimana dia mahu melihat lautan?
[4:28 AM, 9/26/2020] Yusdeka Putra: Ayah, apakah pengertian seperti berikut ini betul Ayah?.
Nafi-Isbat, dalam Pandangan Matahati, hanya diperlukan agar kita:
1. TIDAK menyembah makhluk, karena sebenarnya makhluk itu adalah manifestasi dari Yang Maha Halus saja.
2. Tidak terperosok pada pengakuan diri seperti dalam pahaman Wahdatul Wujud, Ittihad, Hulul, Nur Muhammad.
3. Bisa detached dari berbagai permasalahn kehidupan, karena semuanya itu ternyata hanyalah Sifat dari Dzat yang bermanifestasi.
Sedangkan ketika kita Dzikrullah, Shalat, NST, yang diperlukan hanya dan hanya Minda kita Ingat kepada Allah saja. Kita tidak perlu mengingat Yang Maha Halus.
Fungsi MATAHATI dalam dzikrullah ini hanyalah agar kita bisa FOKUS atau memberikan TUMPUAN kepada MINDA agar tetap terjaga INGAT Allah.
Agar tumpuan itu kuat, maka ia harus DIKONCI atau DIPERTAHANKAN agar supaya Ingat Allah itu bisa ISTIQAMAH
Mohon koreksi, kalau salah.
[4:33 AM, 9/26/2020] Ustadz Hussien Abd Latiff: Alhamdullilah, mantap Pak Deka.
KOMENTAR