EMPATH

Rio: Assalamualaikum Ustadz. semoga ustadz sehat selalu. mohon izin bertanya ustadz.

Ustadz, seringkali saya merasakan letih (exhausted atau feels emotionaly drained) karena absorp other peoples emotion. saya merasakan emosi mereka tanpa saya kehendaki. dan itu sangat melelahkan ustadz. seolah-olah saya sendiri yang merasa sedih, padahal itu “sedih” emosi orang lain.

mohon petunjuknya ustadz, bagaimana agar bisa “menolak” supaya tidak absorp emosi orang lain itu?

Selama ini, saya mencoba dengan “naik”, atau mencoba dengan “kulhu, falaq, an-nas, fatihah dalam minda”. tapi kalau lagi terbaca emosi-emosi orang lain itu tetap saja terasa ustadz.

saya ada baca-baca di internet, barangkali juga ada kaitan dengan kurangnya “boundaries”. mungkin saya kurang boundaries secara psikologi. Caring is good, tapi “poor of self boundaries” tidak bagus.

saya coba terapkan pelajaran ustadz, yaitu “diam”, dan biarkan drama kehidupan berajalan, karena setiap orang sudah ada jalannya sendiri-sendiri. kita tidak bisa “care” dengan semuanya. jadi seperti “less care” karena menyadari bahwa semua sudah ditulis dan orang ada script sendiri-sendiri biarkan saja. apakah hal itu bisa membantu supaya tidak absorp emosi orang lain ustadz?

mohon pencerahannya ustadz.

terimakasih banyak. wassalamualaikum wr. wb.

Ustadz Hussien Abd Latiff: Satu-satu impak dari kejutan tercapainya Makrifatullah ialah kelembutan Jiwa.

Ini juga disebut dalam bahasa inggeris TLC (Tender Loving Care) yg Allah swt ada berfirman dalam Al Quran yang Dia sematkan Sifat  (kasih sayang) ini di dalam Hati orang yang beriman.

Justeru orang ini menjadi a “Gentle Person” (Orang yang berhati lembut) bukan “tangan patah” (Banjee, Pondan, MakNyah)

Orang ini ibarat setitik air dan Jiwanya ibarat lautan maka dikatakan,   “Kelah setitik air, terhambur keluar lautan besar.”

Banyak dalam jemaah Kita udah mencapai bahagian ini tanpa mereka sedari. Contoh, bagaimana kalian melayan sahabat-sahabat dan tetamu semasa seminar atau lawatan. Ini dijalankan dengan Sifat kasih sayang sehingga sampai sekarang ngak ada yang buat aduan tidak puas Hati.

Kalau emosi yg linkup dengan kamu adalah mereka yang memohon pertolongan kamu maka jalan keluar kamu ialah berdoa kepada Allah swt.untuk menamatkan linkup ini sekiranya tidak dapat diteruskan lagi.

Kalau linkup ini terjadi “at random” maka kamu mesti mulai latih diri supaya terima hanya yang kamu “formally invite” atau yg kamu pelawa.

Sayugia diingati, emosi juga ciptaan yg. Mesti tunduk kepada kita kerana Kita adalah khalifah yang dilantik Allah swt.

Harap dapat pencerahan semua.

Bayu Teguh: Terima kasih ustadz 🙏🏽, saya juga merasakan hal yg sama  ketika masuk terlalu dalam kepada “rasa empati” tsb  , sering merasa “desperate” karena tdk ada yg bisa saya lakukan.. “tired”  etc, akhirnya saya menarik diri dari kedalaman tsb .. dan berusaha untuk “total surrender” dalam berharap/berdoa agar episode ini segera berlalu .. 🙏🏽😥😓😑

YAMAS

Yayasan Makrifatullah Sedunia (YAMAS) - Indonesia

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *